Kota
Tarakan merupakan satu-satunya kota di Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia dan
juga merupakan kota terkaya ke-17 di Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah
250,80 km² dan sesuai dengan data Badan Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga
Berencana, Kota Tarakan berpenduduk sebanyak 239.787 jiwa. Tarakan atau juga
dikenal sebagai Bumi Paguntaka, berada pada sebuah pulau kecil. Semboyan dari
kota Tarakan adalah Tarakan Kota "BAIS" (Bersih, Aman, Indah, Sehat
dan Sejahtera).
Sejarah
Tarakan
menurut cerita rakyat berasal dari bahasa tidung “Tarak” (bertemu) dan “Ngakan”
(makan) yang secara harfiah dapat
diartikan “Tempat para nelayan untuk
istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan
lain. Selain itu Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai
Kayan, Sesayap dan Malinau.[1]
Era
Kerajaan Tidung
Kerajaan
Tidung[3] atau dikenal pula dengan nama Kerajaan Tarakan (Kalkan/Kalka) adalah
kerajaan yang memerintah Suku Tidung di Kalimantan Utara, yang berkedudukan di
Pulau Tarakan dan berakhir di Salimbatu. Sebelumnya terdapat dua kerajaan di
kawasan ini, selain Kerajaan Tidung, terdapat pula Kesultanan Bulungan yang
berkedudukan di Tanjung Palas. Berdasarkan silsilah (Genealogy) yang ada bahwa
dipesisir timur Pulau Tarakan yaitu di kawasan Dusun Binalatung sudah ada
Kerajaan Tidung Kuno (The Ancient Kingdom of Tidung), kira-kira pada tahun
1076-1156, kemudian berpindah ke pesisir selatan Pulau Tarakan di kawasan
Tanjung Batu pada tahun 1156-1216, lalu bergeser lagi ke wilayah barat yaitu ke
kawasan Sungai Bidang kira-kira pada tahun 1216-1394, setelah itu berpindah
lagi, yang relatif jauh dari Pulau Tarakan ke daerah Pimping bagian barat dan
kawasan Tanah Kuning, sekitar tahun 1394-1557.
Kantor Wali Kota Tarakan
----------
Dari
riwayat-riwayat yang terdapat dikalangan suku Tidung tentang kerajaan yang
pernah ada dan dapat dikatakan yang paling tua di antara riwayat lainnya yaitu
dari Menjelutung di Sungai Sesayap dengan rajanya yang terakhir bernama
Benayuk. Berakhirnya zaman Kerajaan Menjelutung karena ditimpa malapetaka
berupa hujan ribut dan angin topan yang sangat dahsyat sehingga mengakibatkan
perkampungan di situ runtuh dan tenggelam kedalam air (sungai) berikut
warganya. Peristiwa tersebut dikalangan suku Tidung disebut Gasab yang kemudian
menimbulkan berbagai mitos tentang Benayuk dari Menjelutung.
Dari
beberapa sumber didapatkan riwayat tentang masa pemerintahan Benayuk yang
berlangsung sekitar 35 musim. Perhitungan musim tersebut adalah berdasarkan
hitungan hari bulan (purnama) yang dalam semusim terdapat 12 purnama. Dari itu
maka hitungan musim dapat disamakan lebih kurang dengan tahun Hijriah. Apabila
dirangkaikan dengan riwayat tentang beberapa tokoh pemimpin (Raja) yang dapat
diketahui lama masa pemerintahan dan keterkaitannya dengan Benayuk, maka
diperkirakan tragedi di Menjelutung tersebut terjadi pada sekitaran awal abad
XI. Kelompok-kelompok Suku Tidung pada zaman Kerajaan Menjelutung belumlah
seperti apa yang terdapat sekarang ini, sebagaimana diketahui bahwa dikalangan
Suku Tidung yang ada di Kalimantan Timur dan Utara sekarang terdapat 4 (empat)
kelompok dialek bahasa Tidung, yaitu :
Dialek
bahas Tidung Malinau
Dialek
bahasa Tidung Sembakung.
Dialek
bahas Tidung Sesayap.
Dialek
bahas Tidung Tarakan yang biasa pula disebut Tidung Tengara yang kebanyakan
bermukim di daerah air asin.
Dari
adanya beberapa dialek Bahasa Tidung yang merupakan kelompok komunitas berikut
lingkungan sosial budayanya masing-masing, maka tentulah dari kelompok-kelompok
dimaksud memiliki pemimpin masing-masing. Sebagaimana diriwayatkan kemudian
bahwa setelah Kerajaan Benayuk di Menjelutung runtuh maka anak keturunan
beserta warga yang selamat berpindah dan menyebar kemudian membangun pemukiman
baru. Salah seorang dari keturunan Benayuk yang bernama Kayam selaku pemimpin
dari pemukiman di Linuang Kayam (Kampung si Kayam) yang merupakan cikal bakal
dari pemimpin (raja-raja) di Pulau Mandul, Sembakung dan Lumbis.
Pusat Kota Tarakan
------------
Berikut
adalah raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Tidung :
Benayuk
dari sungai Sesayap, Menjelutung (Masa Pemerintahan ± 35 Musim)
Yamus
(Si Amus) (Masa Pemerintahan ± 44 Musim)
Ibugang
(Aki Bugang)
Itara
(Lebih kurang 29 Musim)
Ikurung
(Lebih kurang 25 Musim)
Ikarang
(Lebih kurang 35 Musim), di Tanjung Batu (Tarakan).
Karangan
(Lebih kurang Musim)
Ibidang
(Lebih kurang Musim)
Bengawan
(Lebih kurang 44 Musim)
Itambu
(Lebih kurang 20 Musim)
Aji
Beruwing Sakti (Lebih kurang 30 Musim)
Aji
Surya Sakti (Lebih kurang 30 Musim)
Aji
Pengiran Kungun (Lebih kurang 25 Musim)
Pengiran
Tempuad (Lebih kurang 34 Musim)
Aji
Iram Sakti (Lebih kurang 25 Musim) di Pimping, Bulungan
Aji
Baran Sakti (Lebih kurang 20 Musim).
Datoe
Mancang (Lebih kurang 49 Musim)
Abang
Lemanak (Lebih kurang 20 Musim), di Baratan, Bulungan
Ikenawai
bergelar Ratu Ulam Sari (Lebih kurang 15 Musim)
Era
Dinasti Tengara
Dinasti
Tengara bermulai pada tahun 1557-1916 Masehi, dinasti ini pertama kali dipimpin
oleh Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet pada tahun 1557 Masehi dan berakhir
pada saat dipimpin oleh Datoe Adil pada tahun 1916, Dinasti Tengara berlokasi
di kawasan Pamusian, Tarakan Tengah
Berikut
adalah raja-raja yang pernah berkuasa pada masa Dinasti Tengara :
Amiril
Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet (1557-1571)
Amiril
Pengiran Dipati I (1571-1613)
Amiril
Pengiran Singa Laoet (1613-1650)
Amiril
Pengiran Maharajalila I (1650-1695)
Amiril
Pengiran Maharajalila II (1695-1731)
Amiril
Pengiran Dipati II (1731-1765)
Amiril
Pengiran Maharajadinda (1765-1782)
Amiril
Pengiran Maharajalila III (1782-1817)
Amiril
Tadjoeddin (1817-1844)
Amiril
Pengiran Djamaloel Kiram (1844-1867)
Ratoe
Intan Doera/Datoe Maoelana (1867-1896), Datoe Jaring gelar Datoe Maoelana
adalah putera Sultan Bulungan Muhammad Kaharuddin (II)
Datoe
Adil (1896-1916)
Suasana pada malam hari di pusat kota
-------------
Era
Hindia Belanda
Ketenangan
masyarakat setempat agak terganggu ketika pada tahun 1896, sebuah perusahaan
perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe Petroleum Maatchapij) menemukan adanya
sumber minyak di pulau ini. Banyak tenaga kerja didatangkan terutama dari pulau
jawa seiring dengan meningkatnya kegiatan pengeboran. Mengingat fungsi dan
perkembangan wilayah ini, pada tahun 1923 Pemerintah Hindia Belanda merasa
perlu untuk menempatkan seorang Asisten Residen di pulau ini yang membawahi 5
(lima) wilayah, yakni: Tanjung Selor, Tarakan, Malinau, Apau Kayan dan Berau.
Namun pada masa pasca kemerdekaan, Pemerintah RI merasa perlu untuk mengubah
status kewedanan Tarakan menjadi Kecamatan Tarakan sesuai dengan Keppress RI
No. 22 Tahun 1963.
Era
Pendudukan Jepang
Pada
saat pendaratan Sekutu, angkatan Jepang di Tarakan berjumlah 2.200 orang yang
didatangkan dari Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dan Angkatan Laut Kekaisaran
Jepang. Satuan terbesar adalah Batalion Infantri Independen ke-455 yang
berkekuatan 740 orang yang dikomandoi oleh Mayor Tadai Tokoi. 150 pasukan
pendukung AD juga ada di Tarakan. Sumbangan AL kepada garnisun Tarakan tersusun
atas 980 pelaut yang dikomandoi oleh Komandan Kaoru Kaharu. Satuan laut utama
adalah Angkatan Garnisun Laut ke-2 yang berkekuatan 600 orang. Satuan laut ini
dilatih bertempur sebagai infantri dan mengoperasikan beberapa senapan
pertahanan pesisir. 350 pekerja minyak sipil Jepang juga diharapkan bertempur
pada saat serangan Sekutu. Angkatan Jepang termasuk sekitar 50 orang Indonesia
yang berdinas di satuan pengawal pusat. Mayor Tokoi mengarahkan keseluruhan
pertahanan Tarakan, meskipun hubungan antara AL dan AD buruk.[4]
Angkatan
Jepang dipusatkan di sekitar Lingkas, pelabuhan utama Tarakan dan tempat
satu-satunya pantai yang cocok untuk pendaratan pasukan.[5] Pembela itu telah
menghabiskan waktu beberapa bulan sebelum serangan yang menyusun posisi
bertahan dan menanam ranjau.[6] Pertahanan yang diatur itu banyak dipakai
selama pertempuran, dengan taktik Jepang yang difokuskan pada posisi bertahan
pra-persiapan yang kuat. Jepang tak melakukan kontra-serangan besar apapun, dan
kebanyakan gerakan menyerang terbatas pada beberapa pihak penyerang yang
mencoba menyelusup garis Australia.[7]
Mendapatkan
ladang minyak Tarakan adalah satu tujuan awal Jepang selama Perang Pasifik.
Jepang menyerang Tarakan pada tanggal 11 Januari 1942 dan mengalahkan garnisun
Belanda yang kecil dalam pertempuran yang berlangsung selama 2 hari di mana
separuh pasukan Belanda gugur. Saat ladang minyak Tarakan berhasil disabotase
oleh Belanda sebelum penyerahannya, Jepang bisa dengan cepat memperbaikinya
agar bisa menghasilkan lagi dan 350.000 barel diproduksi tiap bulan dari awal
tahun 1944.[8]
Menyusul
penyerahan Belanda, 5.000 penduduk Tarakan amat menderita akibat kebijakan
pendudukan Jepang. Banyaknya pasukan Jepang yang ditempatkan di pulau ini
mengakibatkan penyunatan bahan makanan dan sebagai akibatnya banyak orang
Tarakan yang kurang gizi. Selama pendudukan itu, Jepang membawa sekitar 600
buruh ke Tarakan dari Jawa. Jepang juga memaksa sekitar 300 wanita Jawa untuk
bekerja sebagai "jugun ianfu" (wanita penghibur) di Tarakan setelah
membujuk mereka dengan janji palsu mendapatkan kerja sebagai juru tulis maupun
membuat pakaian.[9]
Arti
penting Tarakan bagi Jepang makin menguap dengan gerak maju cepat angkatan
Sekutu ke daerah itu. Tanker minyak Jepang yang terakhir meninggalkan Tarakan
pada bulan Juli 1944, dan serangan udara Sekutu yang hebat pada tahun-tahun itu
menghancurkan produksi minyak dan fasilitas penyimpanan di pulau itu.[10]
Serangan ini juga membunuh beberapa ratus penduduk sipil Indonesia.[11] Sejalan
dengan kepentingannya yang makin menurun, garnisun Jepang di Tarakan berkurang
pada awal 1945 saat salah satu dari 2 batalion infantri yang ditempatkan di
pulau itu (Batalion Infantri Independen ke-454) ditarik ke Balikpapan. Batalion
ini dihancurkan oleh Divisi ke-7 Australia pada bulan Juli selama Pertempuran
Balikpapan.[12]
Peta lokasi Pulau Tarakan
-----------
Era
Kemerdekaan
Letak
dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan kecamatan Tarakan sebagai
salah satu sentra industri di wilayah Provinsi Kalimantan Timur bagian utara
sehingga pemerintah perlu untuk meningkatkan statusnya menjadi Kota
Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1981.
Status
Kota Administratif kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya berdasarkan
Undang-undang RI No. 29 Tahun 1997 yang peresmiannya dilakukan langsung oleh
Menteri dalam Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus menandai tanggal
tersebut sebagai Hari Jadi Kota Tarakan.
Sejak
tahun 2012, Kota Tarakan merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Utara,
seiring dengan pemekaran provinsi baru tersebut dari Provinsi Kalimantan Timur.
Pemerintahan
Kecamatan
Kota
Tarakan terbagi atas 4 Kecamatan, yaitu:
Kecamatan
Tarakan Barat
Kecamatan
Tarakan Tengah
Kecamatan
Tarakan Timur
Kecamatan
Tarakan Utara
Kelurahan
Kota
Tarakan terdiri dari 4 Kecamatan dan 20 Kelurahan, untuk Kecamatan Tarakan
Barat dan Tarakan Tengah masing-masing terdiri dari 5 Kelurahan, untuk Tarakan
Timur terdiri dari 7 Kelurahan dan 3 Kelurahan untuk Tarakan Utara.
Berikut
adalah daftar Kelurahan di Kota Tarakan:
Kelurahan
Karang Anyar
Kelurahan
Karang Anyar Pantai
Kelurahan
Karang Balik
Kelurahan
Karang Rejo
Kelurahan
Karang Harapan
Kelurahan
Pamusian
Kelurahan
Kampung 1 Skip
Kelurahan
Selumit
Kelurahan
Selumit Pantai
Kelurahan
Sebengkok
Kelurahan
Lingkas Ujung
Kelurahan
Gunung Lingkas
Kelurahan
Kampung 4
Kelurahan
Kampung 6
Kelurahan
Mamburungan
Kelurahan
Mamburungan Timur
Kelurahan
Pantai Amal
Kelurahan
Juata Permai
Kelurahan
Juata Laut
Kelurahan
Juata Kerikil
Swiss-Bell Hotel Tarakan pada malam hari
-------------------
Geografi
Kota
Tarakan, yang secara geografis terletak pada 3°14'23" - 3°26'37"
Lintang Utara dan 117°30'50" - 117°40'12" Bujur Timur, terdiri dari 2
(dua) pulau, yaitu Pulau Tarakan dan Pulau Sadau dengan luas wilayah mencapai
657,33 km².
Adapaun
batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah
Utara : Kecamatan Pulau Bunyu
Sebelah
Timur : Laut Sulawesi
Sebelah
Selatan : Kecamatan Tanjung Palas
Sebelah
Barat : Kecamatan Sesayap dan Kecamatan Sekatak
Suhu
udara minimum Kota Tarakan rata-rata 24,1 °C dan maksimum 31,1 °C dengan
Kelembabab rata-rata 84,7%. Curah Hujan dalam 5 tahun terakhir rata-rata
sekitar 308,2 mm/bulan dan penyinaran rata-rata 49,82%, telah memberikan
julukan tersendiri bagi pulau ini sebagai daerah yang tak kenal musim.
Penduduk
& Agama
Penduduk
Berikut
adalah pertumbuhan penduduk Kota Tarakan dari tahun 1980 :Tahun Populasi
1980 55.444 jiwa
1991 84.648 jiwa
1997 109.353 jiwa
1998 113.565 jiwa
2000 116.641 jiwa
2001 121.588 jiwa
2003 149,998 jiwa
2005 168.331 jiwa
2007 176.981 jiwa
2008 178.111 jiwa
2010 193.069 jiwa [13]
2012 239.787 jiwa
Berdasarkan
data yang ada pada hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Tarakan
mencapai 193.069 jiwa, terdiri dari laki-laki = 101.464 jiwa dan perempuan =
91.605 jiwa.
Penduduk
Tarakan berdasarkan wilayah :
Jumlah
penduduk di Kecamatan Tarakan Barat adalah 67.780 jiwa, berikut adalah data
dari setiap kelurahan :
Kelurahan Penduduk Luas
Karang
Anyar 27.573 jiwa 5,61 km²
Karang
Anyar Pantai 17.855 jiwa 8,51 km²
Karang
Balik 7.875 jiwa 0,80 km²
Karang
Harapan 7.621 jiwa 12,31 km²
Karang
Rejo 6.856 jiwa 0,76 km²
Jumlah
penduduk di Kecamatan Tarakan Tengah adalah 60.397 jiwa, berikut adalah data
dari setiap kelurahan :
Kelurahan Penduduk Luas
Kampung
1 Skip 8.410 jiwa 50,61 km²
Pamusian 14.131 jiwa 2,54 km²
Sebengkok 15.019 jiwa 1,48 km²
Selumit 6.490 jiwa 0,43 km²
Selumit
Pantai 16.347 jiwa 0,48 km²
Jumlah
penduduk di Kecamatan Tarakan Timur adalah 42.909 jiwa, berikut adalah data
dari setiap kelurahan :Kelurahan Penduduk Luas
Gunung
Lingkas 7.905 jiwa 3,19 km²
Lingkas
Ujung 10.409 jiwa 1,16 km²
Kampung
4 4.529 jiwa 11,39 km²
Kampung
6 5.433 jiwa 11,21 km²
Mamburungan 7.633 jiwa 8,51
km²
Mamburungan
Timur 2.531 jiwa 10,40 km²
Pantai
Amal 4.469 jiwa 12,15 km²
Jumlah
penduduk di Kecamatan Tarakan Utara adalah 21.983 jiwa, berikut adalah data
dari setiap kelurahan :
Kelurahan Penduduk Luas
Juata
Kerikil 4.705 jiwa 10,59 km²
Juata
Laut 10.401 jiwa 84,54 km²
Juata
Permai 6.877 jiwa 14,23 km²
Suku
& Agama
Kota
Tarakan, yang didiami oleh suku asli Tidung, dalam perkembangannya sebagaimana
daerah lain dihuni pula oleh suku-suku lain seperti, Suku Dayak, Banjar, Jawa,
Bugis, Batak, Toraja, Tionghoa, dan lain-lain.
Pemeluk
agama terbesar adalah Islam disamping Kristen, Hindu dan Budha. Berikut jumlah
Penduduk Menurut Agama/Kepercayaan :
Islam 162.983 jiwa
Protestan 20.633 jiwa
Katolik 5.523 jiwa
Budha 3.746 jiwa
Hindu 162 jiwa
Khonghucu 12 jiwa
Lain-lain 10 jiwa
Dibidang
kesenian, Tanah Paguntaka ini terkenal akan Tari Jepen yang merupakan tari asli
daerah ini, selain Hadrah dan tari-tari tradisional yang berasal dari berbagai
daerah. Sementara di dunia musik, perkembangan musik tradisional dan modern
juga menunjukkan kemajuan yang berarti.
Pendidikan
Pendidikan
di Kota Tarakan lumayan maju, karena sudah memiliki beberapa Sekolah Bertaraf
Internasional, yaitu SMP Negeri 1 Tarakan[17] [18], SMP Negeri 3 Tarakan, dan
SMA Negeri 1 Tarakan[19] [20], dan 2 Sekolah Adiwiyata, yaitu SMP Negeri 1
Tarakan dan SMK Negeri 1 Tarakan.
Berikut
adalah data tentang pendidikan di Kota Tarakan :
Taman
Kanak-Kanak = 27 sekolah
Sekolah
Dasar = 65 sekolah (21.078 siswa)
Sekolah
Menengah Pertama = 21 sekolah (2.596 siswa)
Sekolah
Menengah Atas = 12 sekolah (1.617 siswa)
Sekolah
Menengah Kejuruan = 7 sekolah (396 siswa)
Perguruan
Tinggi = 6 sekolah
Transportasi
Darat
Di
Tarakan hanya ada Taxi Bandara dan Angkutan Kota atau Angkot untuk transportasi
darat, Bus hanya digunakan untuk karyawan industri di daerah Juwata Laut.
Rencananya akan di bangun jembatan penghubung antara Kota Tarakan dengan
Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan [21]. Panjang jembatan yang akan dibangun
ini adalah 5 km dan akan melewati Pulau Sadau di tengahnya.
Laut
Tarakan
menyediakan pelayanan transportasi laut dengan tujuan wilayah lain di
Kalimantan Utara dan Tawau, Sabah, Malaysia. Pelabuhan di Tarakan juga melayani
transportasi laut ke Jawa dan Sulawesi. Di Kota Tarakan terdapat 4 pelabuhan
utama antara lain Pelabuhan Tengkayu I, Pelabuhan Tengkayu II, Pelabuhan
Malundung dan Pelabuhan Juwata Laut. Pelabuhan Tengkayu I dimanfaatkan sebagai
pelabuhan untuk Speed Boat ke wilayah lain di Kalimantan Utara jaraknya dari
pusat kota sekitar 1 km, Pelabuhan Tengkayu II digunakan sebagai pelabuhan
bongkar muat barang jarak dari pusat kota hanya 500 m, Pelabuhan Malundung
digunakan sebagai pelabuhan untuk kapal besar tujuan Jawa, Sulawesi dan
Malaysia jaraknya dari pusat kota 1,5 km, serta Pelabuhan Juwata Laut yang baru
saja dibangun digunakan sebagai pelabuhan Ferry jaraknya dari pusat kota adalah
10 km.
Udara
Transportasi
udara di kota Tarakan dimungkinkan melalui pelabuhan udara International
Juwata, yang melayani penerbangan dari maskapai penerbangan Domestik maupun International.
Rute Domestik meliputi antara lain dari Tarakan langsung menuju kota :
Balikpapan, Surabaya, Jakarta, Tanjung Selor, Nunukan, Berau. Maskapai
penerbangan yang melayani antara lain : Lion Air, Batavia Air, Sriwijaya Air,
Kalstar, Susi Air, MAF. Sedangkan rute International, baru saja diresmikan pada
awal tahun 2012 dengan rute Tarakan - Tawau (Malaysia) pulang pergi dengan
dilayani maskapai penerbangan MASWings dari Malaysia.
Perbankan
Tarakan
memiliki beberapa bank pemerintah dan swasta maupun syariah yang membuka kantor
cabang, berikut adalah daftar bank di Kota Tarakan :
Bank
Indonesia, cabang Kalimantan Timur bagian Utara
Bank
Mandiri
Bank
Syariah Mandiri
Bank
Negara Indonesia
Bank
BNI Syariah
Bank
Rakyat Indonesia
Bank
Tabungan Negara
Bank
Kaltim
Bank
Artha Graha
Bank
Bukopin
Bank
Central Asia
Bank
Negara Indonesia
Bank
BNI Syariah
Bank
Rakyat Indonesia
Bank
Tabungan Negara
Bank
Kaltim
Bank
Artha Graha
Bank
Bukopin
Bank
Central Asia
Bank
CIMB Niaga
Bank
Commonwealth
Bank
Danamon
Bank
ICB Bumiputera
Bank
Internasional Indonesia
Bank
Mega
Bank
Muamalat Indonesia
Bank
OCBC NISP
Bank
Permata
Bank
Tabungan Pensiunan Nasional
Media
Informasi
Televisi
Channel
Tarakan
Nunukan
Channel
Tarakan
TV
TVRI
Kaltim
Radio
Radio
Republik Indonesia
RRI
Tarakan Pro1 - 97.9 MHz
RRI
Tarakan Pro2 - 101.9 MHz
RRI
Tarakan Pro3 - 88.8 MHz
Suara
Kasih - 91.2 MHz
Pas
FM - 92.0 MHz
Breaker
FM - 95.3 MHz
Suara
Bhayangkara - 96.0 MHz
Radar
Tarakan (RTFM) - 98.7 MHz
Kaltara
FM - 100.3 MHz
Radio
Dakwah At-Tanwir - 103.2 MHz
Bunyu
FM, Bunyu - 104.1 MHz
Medika
FM - 104.6 MHz
Star
FM - 105.4 MHz
Grass
FM - 106.2 MHz
Beo
Persada (Radio Elshinta) - 106.7 MHz
Surat
Kabar Harian
Radar
Tarakan
Kaltara
Pos
Tribun
Kaltara
Obyek
Wisata
Berikut
adlah wisata-wisata yang dapat ditemukan di Tarakan[22] :
Pesta
Rakyat Iraw Tengkayu, merupakan peristiwa bersejarah bagi masyarakat bumi
paguntaka biasa diperingati setiap 2 tahun sekali
Pantai
Amal, terdiri dari 2 buah pantai, yaitu pantai amal baru dan pantai amal lama,
pantai ini terletak di Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan Tarakan Timur.
Pemandangan di pantai amal sangat indah karena memiliki banyak pohon kelapa dan
airnya yang berwarna biru [23]
Grand
Tarakan Mall adalah pusat perbelanjaan modern terbesar di Kalimantan Utara
Gusher
Plaza, terletak disamping Hutan Mangrove, didalam Gusher Plaza terdapat
Ramayana Department Store, Robinson Supermarket, KFC, EMI dan sebagainya.
Kebanyakan merupakan Ruko (rumah toko) yang sebagian besar bergerak di bidang
usaha retail alat rumah tangga, handphone, pakaian dan lain-lain. [24]
THM
Plaza, berada di depan Grand Tarakan Mall, terdapat banyak kios, salah satunya
KFC, toko buku Karisma.
Museum
Rumah Bundar, merupakan museum dengan bentuk atap bundar atau setengah
lingkaran, museum ini berisi peninggalan sejarah milik Belanda dan Jepang [25]
[26]
Baloy
Adat Tidung, adalah museum peninggalan sejarah kerajaan Tidung
Hutan
Mangrove, merupakan habitat alami dari fauna asli Tarakan, yakni Bekantan
Islamic
Center Baitul Izzah, Kampung Empat, Tarakan Timur adalah masjid terbesar di
Kalimantan Utara. Islamic Center ini terletak sekitar 5 km dari pusat kota.
[27]
Bais
Hills Pantai Amal, terdapat kolam renang umum dan restaurant.
Penangkaran
Buaya Juwata, berada di Kelurahan Karang Harapan, Tarakan Barat [28]. Obyek ini
adalah salah satu obyek wisata unggulan di Kota Tarakan dan memiliki koleksi
buaya dari beberapa wilayah di Kalimantan. Dengan luas sekitar 5 hektar,
kegiatan penangkaran buaya telah dimulai sejak 1991. Ada tiga jenis buaya
ditangkarkan di sini. Mereka adalah Buaya Muara (crocodylus porosus), Buaya
Supit (tamistoma scheillius), dan Buaya Air Tawar (crocodylus siamlisus)
Tarakan
Expo, diadakan setiap ulang tahun Kota Tarakan mulai tanggal 15 Desember sampai
Tahun Baru
Wana
Wisata Persemaian, sebuah Wana Wisata yang jaraknya kurang lebih 30 menit dari
pusat kota ini merupakan sebuah tempat persemaian beberapa tumbuhan. Wana
Wisata ini di miliki oleh badan Inhutani kota Tarakan. Tak hanya pepohonan atau
tumbuhan saja yang dapat anda lihat disana, tetapi juga dapat ditemukan
beberapa fauna yang hidup bebas ditempat tersebut. Wana Wisata ini terletak di
Kelurahan Karang Harapan, Tarakan Barat. Banyak yang berkunjung sebagai sarana
piknik keluarga di samping itu tersedia juga sarana latihan Golf bagi pemula
[29] Update 2012 : Wahana wisata ini kurang terawat dan sering dijadikan
sebagai lokasi Bumi perkemahan Pramuka.
Taman
Kebun Anggrek, merupakan tempat atau lokasi penangkaran serta pembudidayaan
Anggrek di Tarakan [30]
Taman
Oval Ladang
Taman
Oval Markoni
Taman
Oval Malundung
Taman
Monumen Penghargaan Kota Tarakan di Bandara Juwata
Bungker
Peninggalan Jepang di Bandara Juwata
Makam
Tentara Jepang
Tugu
Makam Tentara Australia
Air
Terjun Karungan
Pulau
Sadau
Taman
Rekreasi Air 3R