Kabupaten Kutai Barat adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Dengan Ibukota Sendawar merupakan pemekaran dari wilayah Kabupaten Kutai yang telah ditetapkan berdasarkan UU. Nomor 47 Tahun 1999. Dengan luas sekitar 31.628,70 Km2 atau kurang lebih 15 persen dari luas Propinsi Kalimantan Timur dan berpenduduk sebanyak 165.934 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010) , Secara Geografis Kabupaten Kutai Barat terletak antara 113'048'49" sampai dengan 116'032'43"Bujur Timur serta di antara 103'1'05" Lintang Utara dan 100'9'33" Lintang Selatan. Adapun wilayah yang menjadi batas Kabupaten Kutai Barat adalah Kabupaten Malinau dan Negara Sarawak (Malaysia Timur) di sebelah Utara, Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah Timur, Kabupaten Penajam Paser Utara di sebelah Selatan dan untuk sebelah
Barat berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Tengah serta Propinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Kutai Barat terbagi menjadi 21 Kecamatan dan 238 Kampung. Kedua Puluh Satu Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Bongan, Kecamatan Jempang, Kecamatan Penyinggahan, Kecamatan Muara Pahu, Kecamatan Muara Lawa, Kecamatan Damai, Kecamatan Barong Tongkok, Kecamatan Melak, Kecamatan Long Iram, Kecamatan Long Hubung, Kecamatan Long Bagun, Kecamatan Long Pahangai, Kecamatan Long Apari, Kecamatan Bentian Besar, Kecamatan Linggang Bigung, Kecamatan Nyuatan, Kecamatan Siluq Ngurai, Kecamatan Manor Bulatn, Kecamatan Sekolaq Darat, Kecamatan Tering dan Kecamatan Laham[3].
Bupati saat ini dijabat oleh Ismael Thomas, SH., M.Si. dan wakil bupati dijabat oleh H. Didik Effendi, S.Sos., M.Si.
Kabupaten Kutai Barat merupakan kabupaten baru hasil pemekaran Kabupaten Kutai yang dibentuk berdasarkan UU No. 47 Tahun 1999.[4] Secara geografis Kutai Barat terletak di antara 113045’05”-116031’19” BT dan 1031’35”-1010’16” LS.
Batas-batasnya adalah sebagai berikut:Utara Kabupaten Malinau dan Negara Sarawak
Selatan Kabupaten Paser
Barat Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Barat
Timur Kabupaten Kutai Kartanegara
Letak Desa-desa pada umumnya berada di Daerah tepian sungai (119 desa), di daerah dataran (86 desa) dan di lereng/punggung bukit (18 desa). Mayoritas Penduduk Kabupaten Kutai Barat adalah Masyarakat Adat yang terdiri dari bermacam suku, bahasa, adat-istiadat serta kultur dan budayanya. Konsepsi kepemilikan wilayah-wilayah Adat (kawasan kelola) dipahami mereka secara utuh dalam satu kesatuan berdasarkan faktor genealogis dan teritorial yang ada, berdasarkan asal-usul (sejarah) yang sudah ada secara turun-temurun jauh sebelum Repulik Indonesia ada.
Pemerintahan
Jumlah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Kutai Barat pada tahun 2010 sebanyak 25 orang. Dimana 9 Anggota DPRD merupakan wakil dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), 5 orang berasal dari Fraksi Golongan Karya (GOLKAR), 5 Orang berasal dari Fraksi Demokrat, 6 orang lainnya tergabung dalam Fraksi Gabungan Amanat Hati Bangsa Sejahtera yang berasal dari Partai Pelopor, Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Amanat Nasional, Partai Indonesia Sejahtera, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Pekerja dan Pengusaha Indonesia dan Partai Gerakan Indonesia Raya[5].
Iklim
Karakteristik iklim Kabupaten Kutai barat termasuk dalam kategori iklim tropika humida, dengan rata-rata curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April dan terendah di bulan Agustus serta tidak menunjukkan adanya bulan kering atau sepanjang bulan dalam satu tahun selalu terdapat sekurang-kurangnya tujuh hari hujan. Namun demikian dalam tahun-tahun terakhir ini, keadaan iklim di Kabupaten Kutai Barat terkadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya tidak hujan, atau sebaliknya pada bulan-bulan yang seharusnya kemarau bahkan terjadi hujan dengan dengan musim yang lebih panjang. Temperatur minimum umumnya terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Januari sedangkan temperatur maksimum terjadi antara bulan Juli sampai dengan bulan Agustus. Daerah beriklim seperti ini tidak mempunyai perbedaan yang jelas antara musim hujan dan musim kemarau. Pada musim angin barat hujan turun sekitar sekitar bulan Agustus sampai bulan Maret, sedangkan pada musim timur hujan relatif kurang, hal ini terjadi pada sekitar bulan April sampai bulan September.[6]
Kabupaten Kutai Barat dibagi menjadi beberapa kecamatan dan setiap kecamatan dibagi menjadi beberapa kampung (setingkat desa/kelurahan).
Suku bangsa di Kutai Barat antara lain:[7][8]
No. Suku Bangsa Prosentase
1 Suku Dayak Tunjung 24,2 %
2 Suku Dayak Benuaq 19,9 %
3 Suku Kutai 15,5 %
4 Suku Jawa 10,7 %
5 Suku Dayak Bahau 9,3 %
6 Suku Banjar 4,5 %
7 Suku Bugis 3,2 %
8 Suku Dayak Kenyah 2,4 %
9 Suku Dayak Bentian 2,3 %
10 Suku Dayak Bakumpai 1,7 %
11 Suku Dayak Penihing/Aoheng 1,7 %
12 Suku Dayak Kayan 1,4 %
13 Suku Dayak Seputan 0,6 %
14 Suku Dayak Bukat 0,2 %
15 Suku Dayak Luangan 0,2 %
16 Suku Batak 0,2 %
Obyek Wisata
Objek wisata yang terdapat di Kutai Barat di antaranya adalah sebagai berikut:
Lamin Tolan dan Danau Tolan
Lamin Tolan satu-satunya Lamin di Kabuaten Kutai Barat yang benar-benar dapat disebut asli dan unik. Selain dapat dikatakan berumur paling tua (± 200 tahun), lamin ini secara konstruksi dibangun secara tradisional karena semua bahan-bahannya dibuat tidak menggunakan alat modern, semuanya dibuat secara manual. Demikian pula spesifikasinya, misalnya lantai menggunakan rotan, dindingnya dibuat dari kulit kayu, bahan pengikat tidak menggunakan paku, melainkan rotan, baik dibagian atap maupun bagian lainnya. Jadi benar-benar unik.
Lamin ini merupakan lamin Suku Dayak Benuaq, Lamin ini terletak di Kampung Lambing, Muara Lawa, Kutai Barat. Dari Sendawar ibukota Kabupaten Kutai Barat berjarak ± 45 KM. Di sekitar lamin terdapat kompleks pekuburan khas Suku Dayak Benuaq, pengunjung bisa melihat Lungun, Templaaq, Kererekng dan Selokng. Selanjutnya bisa pula menyaksikan panorama Danau Tolan.[rujukan?]
Danau Jempang dan danau-danau lainnya
Danau Jempang terletak di Kecamatan Jempang dengan luas kurang lebih 150 km² (15.000 ha). Danau yang ada di Kojo (100 ha), Danau Berambai (30 ha), Danau Malinau (25 ha), dan Danau Loa Maong (100 ha). Semua danau-danau ini merupakan penghasil ikan air tawar yang memasok sebagian besar ikan air tawar di Kalimantan Timur.
Kersik Luway
Letaknya di Kecamatan Sekolaq Darat, lebih kurang 15 Km dari Desa Melak. Luas area taman ini 50 km². Tiga jenis anggrek yang terdapat di tempat ini antara lain: Anggrek Hitam (Coelogyne Pandurata), Erya Vania, Erya Florida, (Coelogyne Rocus Soini) dan (Bulpophylum Mututina) serta beberapa jenis kantung semar.
Fasilitas di lokasi terdapat ruang informasi, fasilitas kebutuhan bagi wisatawan tersedia di Melak. Untuk berkunjung ke tempat ini dapat dicapai dengan kapal sungai dari Samarinda-Melak, dilanjutkan dengan kendaraan roda empat atau roda dua.
Mencimai, Benung, Engkuni Pasek dan Pepas Eheng
Adalah desa-desa yang didiami oleh Suku Dayak Benuaq, terdapat lamin yang jaraknya 7 km dari Terminal Kampung Tongkok dan sebagai pusat seni Suku Benuaq. Di desa Mencimai terdapat Museum Mencimai yang berisikan data dan informasi kehidupan suku Dayak Benuaq dalam berladang, berburu dan kehidupan kemasyarakatan lainnya, lengkap dengan foto dan penjelasannya. Museum ini dibangun atas bantuan biaya seorang wisatawan Jepang. Lamin yang dihuni oleh masyarakat di desa-desa ini adalah Lamin Mencimai, Lamin Benung, Lamin Engkuni dan Lamin Eheng.
Air Terjun Jantur Gemuruh
Obyek wisata air terjun Jantur Gemuruh terletak di desa Mapan. Keistimewaan Air Terjun Jantur Gemuruh ini terdapat candi peninggalan Hindu yang dikenal dengan batu Begulur. Terdapat juga lorong-lorong yang dibuat di bawah tanah dengan lapisan batu yang panjangnya 50 meter. Lokasi ini cocok untuk dijadikan lokasi penelitian pihak kepurbakalaan.
Desa Tering
Terletak di tepi Sungai Mahakam Kecamatan Long Iram. Di desa Tering bermukim masyarakat Suku Bahau yang ramah menerima tamu dengan kesenian Hudoq. Fasilitas yang tersedia antara lain Lamin adat dan Warung Art Shop. Upacara yang terkenal adalah Lamelah Tenan, Laliq Iqbal dan Hudoq Apah.
Untuk mengunjungi tempat ini dapat dicapai dengan kapal sungai dari Samarindake Datah Bilang selama 2 hari.
Rukun Damai Long Bagun Ilir
Rukun Damai terletak ditepi Sungai Mahakam Kecamatan Long Bagun, Kutai Barat. Desa ini didiami oleh suku Dayak lainnya Lepo Tau yang berasal dari Apo Kayan. Kehidupan mereka sangat rukun dan mempunyai lamin panjang. Seni budayanya asli dan punya ciri khas tersendiri dibandingkan dengan suku-suku Dayak Kenyah lainnya. Desa Long Bagun Ilir dihuni oleh suku Dayak Bahau sehingga budaya mereka berbeda dengan suku lainnya. Sebagian masyarakatnya tinggal di Lamin.
Untuk mengunjungi tempat ini dapat dicapai dengan kapal sungai dari Samarinda-Long Bagun selama 2 hari.
Long Pahangai dan Long Tuyuk
Terletak di tepi Sungai Mahakam dan melalui jeram-jeram yang arusnya deras. Suku Dayak yang berdomisili di Long Pahangai yaitu Umaq Suling, Huang Long Gelaat, Umaq Murut, Huang Kayan dan Umaq Pala. Desa Long Tuyuk yang didomonasi Suku Dayak Bahau terkenal dengan budaya. Di desa ini terdapat lamin adat Mesaat. Pada saat kita menelusuri daerah ini banyak terdapat jeram, di antaranya jeram Udang Napo Hulu dan Neohida. Seni budaya masyarakat setempat yaitu upacara adat Dangai, upacara adat menyambut tamu dan lain-lain. Di daerah ini menggunakan pesawat dari Samarinda ke Data Dawai atau menggunakan long boat yang di-carter.
Bupati dan Wakil Bupati
Daftar Bupati Kutai BaratNo Nama Awal masa jabatan Akhir masa jabatan Keterangan
1. Ir. Rama Alexander Asia 1999 2001 Pejabat Bupati
2. Ir. Rama Alexander Asia 2001 2006 -
3. Ismael Thomas, SH 2006 2011 -
4. Ismail Thomas, SH, M.Si 2011 sekarang -
Daftar Wakil Bupati Kutai BaratNo Nama Awal masa jabatan Akhir masa jabatan Keterangan
1. Ismael Thomas, Bc. Hk 2001 2006 -
2. H. Didik Effendi, S.Sos 2006 2011 -
3. H. Didik Effendi, S.Sos, M.Si 2011 sekarang -
Wacana Pemekaran
Kabupaten Mahakam Hulu akan dimekarkan dari Kabupaten Kutai Barat karena calon kabupaten ini berbatasan langsung dengan Malaysia. Kecamatan yang akan bergabung dengan kabupaten ini meliputi :
Laham
Long Apari
Long Bagun
Long Hubung
Long Pahangai
Ibukota Kabupaten Mahakam Hulu adalah Batu Bulan.
Kota Sendawar akan dimekarkan menjadi kotamadya.
Referensi
^ Pemkab Kutai Barat - Sejarah
^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
^ BPS Kab. Kubar, (2011), KUTAI BARAT DALAM ANGKA 2011, BPS Kab. Kubar, ISSN : 1907 - 2112.
^ (Inggris) Decentralisation of policies affecting forests and estate crops in Kutai Barat District, East Kalimantan. CIFOR. 2 Desember 2001. hlm. 1. ISBN 979876482X.ISBN 978-979-8764-82-0
^ BPS Kab. Kubar, (2011), KUTAI BARAT DALAM ANGKA 2011, BPS Kab. Kubar, ISSN : 1907 - 2112.
^ BPS Kab. Kubar, (2011), KUTAI BARAT DALAM ANGKA 2011, BPS Kab. Kubar, ISSN : 1907 - 2112.
^ Sumber: Badan Pusat Statistik - Sensus Penduduk Tahun 2000)
^ (Inggris) Haug, Michaela (2009). Poverty and Decentralisation in East Kalimantan. Centaurus Verlag & Media KG. ISBN 382550770X.ISBN 978-3-8255-0770-1}}
sumber,