Kalimantan
Timur adalah wilayah yang berstatus provinsi di Indonesia. Provinsi ini
merupakan salah satu dari empat provinsi di Kalimantan.
Kalimantan
Timur merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia, dengan luas wilayah
245.237,80 km2 atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11%
dari total luas wilayah Indonesia. Provinsi ini berbatasan langsung dengan
negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur.[6]
Sejarah
Sebelum
masuknya suku-suku dari Sarawak dan suku-suku pendatang dari luar pulau,
wilayah ini sangat jarang penduduknya. Sebelum kedatangan Belanda terdapat
beberapa kerajaan yang berada di Kalimantan Timur,
diantaranya adalah Kerajaan Kutai (beragama Hindu), Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kesultanan Pasir dan Kesultanan Bulungan.Wilayah Kalimantan Timur meliputi Pasir, Kutai, Berau dan juga Karasikan diklaim sebagai wilayah taklukan Maharaja Suryanata, gubernur Majapahit di Negara Dipa
(Amuntai) hingga masa Kesultanan Banjar. Sebelum adanya perjanjian Bungaya, Sultan Makassar pernah meminjam tanah untuk tempat berdagang meliputi wilayah timur dan tenggara Kalimantan kepada Sultan Mustain Billah dari Banjar sewaktu Kiai Martasura diutus ke Makassar dan mengadakan perjanjian dengan Sultan Tallo I Mangngadaccinna Daeng I Ba’le’ Sultan Mahmud Karaeng Pattingalloang[7], mangkubumi dan penasehat utama bagi Sultan Muhammad Said, Raja Gowa tahun 1638-1654[8][9] yang akan menjadikan wilayah Kalimantan Timur sebagai tempat berdagang bagi Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo)[7] sejak itulah mulai berdatanganlah etnis asal Sulawesi Selatan. Sejak 13 Agustus 1787, Sunan Nata Alam dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur mejadi milik perusahaan VOC Belanda dan Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa menjadi daerah protektorat VOC Belanda.
diantaranya adalah Kerajaan Kutai (beragama Hindu), Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kesultanan Pasir dan Kesultanan Bulungan.Wilayah Kalimantan Timur meliputi Pasir, Kutai, Berau dan juga Karasikan diklaim sebagai wilayah taklukan Maharaja Suryanata, gubernur Majapahit di Negara Dipa
(Amuntai) hingga masa Kesultanan Banjar. Sebelum adanya perjanjian Bungaya, Sultan Makassar pernah meminjam tanah untuk tempat berdagang meliputi wilayah timur dan tenggara Kalimantan kepada Sultan Mustain Billah dari Banjar sewaktu Kiai Martasura diutus ke Makassar dan mengadakan perjanjian dengan Sultan Tallo I Mangngadaccinna Daeng I Ba’le’ Sultan Mahmud Karaeng Pattingalloang[7], mangkubumi dan penasehat utama bagi Sultan Muhammad Said, Raja Gowa tahun 1638-1654[8][9] yang akan menjadikan wilayah Kalimantan Timur sebagai tempat berdagang bagi Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo)[7] sejak itulah mulai berdatanganlah etnis asal Sulawesi Selatan. Sejak 13 Agustus 1787, Sunan Nata Alam dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur mejadi milik perusahaan VOC Belanda dan Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa menjadi daerah protektorat VOC Belanda.
Sesuai
traktat 1 Januari 1817, Sultan Sulaiman dari Banjar menyerahkan Kalimantan
Timur, Kalimatan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan
Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada Hindia-Belanda. Pada tanggal 4 Mei 1826,
Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah
Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian
Kalimantan Selatan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. [10] Pada tahun
1846, Belanda mulai menempatkan Asisten Residen di Samarinda untuk wilayah
Borneo Timur (sekarang provinsi Kalimantan Timur dan bagian timur Kalimantan
Selatan) bernama H. Von Dewall. [11] Kaltim merupakan bagian dari Hindia
Belanda.[12] Kaltim 1800-1850.[13] Dalam tahun 1879, Kaltim dan Tawau merupakan
Ooster Afdeeling van Borneo bagian dari Residentie Zuider en Oosterafdeeling
van Borneo. [14] Dalam tahun 1900, Kaltim merupakan zelfbesturen (wilayah
dependensi)[15] Dalam tahun 1902, Kaltim merupakan Afdeeling Koetei en
Noord-oost Kust van Borneo.[16][17] Tahun 1942 Kaltim merupakan Afdeeling
Samarinda dan Afdeeling Boeloengan en Beraoe.[18]. provinsi
Kalimantan Timur selain sebagai kesatuan administrasi, juga sebagai kesatuan
ekologis dan historis. Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi dibentuk
berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 dengan gubernurnya yang pertama
adalah APT Pranoto. Sebelumnya
Kalimantan Timur merupakan salah satu karesidenan dari Provinsi Kalimantan.
Sesuai dengan aspirasi rakyat, sejak tahun 1956 wilayahnya dimekarkan menjadi
tiga provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.
Kantor Gubernur Kalimantan Timur.
Pembentukan
Provinsi Kalimantan Timur
Daerah-daerah
Tingkat II di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan
Undang-undang No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9).
Lembaran
Negara No.72 Tahun 1959 terdiri atas:
Pembentukan
2 kotamadya, yaitu:
Kotamadya
Samarinda, dengan Kota Samarinda sebagai ibukotanya dan sekaligus sebagai
ibukota Provinsi Kalimantan Timur.
Kotamadya
Balikpapan, dengan kota Balikpapan sebagai ibukotanya dan merupakan pintu
gerbang Kalimantan Timur.
Pembentukan
4 kabupaten, yaitu:
Kabupaten
Kutai, dengan ibukotanya Tenggarong
Kabupaten
Pasir, dengan ibukotanya Tanah Grogot.
Kabupaten
Berau, dengan ibukotanya Tanjung Redeb.
Kabupaten
Bulungan, dengan ibukotanya Tanjung Selor.
Gedung DPRD Kaltim
Pembentukan
Kota dan Kabupaten Baru
Berdarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 1981, maka dibentuk Kota Administratif
Bontang di wilayah Kabupaten Kutai dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
20 tahun 1989, maka dibentuk pula Kota Madya Tarakan di wilayah Kabupaten
Bulungan. Dalam Perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan di dalam
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah, maka dibentuk 2 Kota
dan 4 kabupaten, yaitu:
Kabupaten
Kutai Barat, beribukota di Sendawar
Kabupaten
Kutai Timur, beribukota di Sangatta
Kabupaten
Malinau, beribukota di Malinau
Kabupaten
Nunukan, beribukota di Nunukan
Kota
Tarakan (peningkatan kota administratif Tarakan menjadi kotamadya)
Kota
Bontang (peningkatan kota administratif Bontang menjadi kotamadya)
Berdasarkan
pada Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2002, maka Kabupaten Pasir mengalami
pemekaran dan pemekarannya bernama Kabupaten Penajam Paser Utara.
Pada
tanggal 17 Juli 2007, DPR RI sepakat menyetujui berdirinya Tana Tidung sebagai
kabupaten baru di Kalimantan Timur, maka jumlah keseluruhan kabupaten/kota di
Kalimantan Timur menjadi 14 wilayah. Pada tahun yang sama, nama Kabupaten Pasir
berubah menjadi Kabupaten Paser berdasarkan PP No. 49 Tahun 2007.
Pemerintahan
Gubernur
No. Nama Dari Sampai
Daftar
wakil gubernur
No. Nama Dari Sampai Keterangan
1. H.M. Ardans, SH 1983 1988
2. H. Harsono, S.Sos 1988 1993
3. Suwarna A.F. 1993 1998
4. Drs.H. Chaidir Hafiedz 1998 2002
5. Drs. Yurnalis Ngayoh 1998 2003
6. Drs. Yurnalis Ngayoh 2003 2006
7. Farid Wadjdy 2008 sekarang
Saat
ini Gubernur dijabat oleh Awang Faroek Ishak. Ia mencalonkan diri sebagai
menjadi Gubernur Kalimantan Timur pada tahun 2008 dan akhirnya terpilih pada
putaran kedua dan dilantik pada 17 Desember 2008.
Pembantu
Gubernur
Selanjutnya
sebagai perpanjangan tangan dari Gubernur Kepala Dearah Provinsi Kalimantan
Timur dalam mengelola Administrasi Pemerintahan dan Pembangunan di daerah ini,
dibentuk 2 (dua) Pembantu Gubernur yang bertugas Mengkoordinir Wilayah Utara
dan Wilayah Selatan, yaitu:
Pembantu
Gubernur Wilayah Utara, berkedudukan di Kota Tarakan yang dalam hal ini
merupakan perpanjangan tangan gubernur untuk Wilayah Kabupaten Berau, Bulungan
dan Kota Administratif Tarakan.
Pembantu
Gubernur Wilayah Selatan, berkedudukan di Kota Balikpapan yang dalam hal ini
merupakan perpanjangan tangan gubernur untuk Kotamadya Balikpapan, Kabupaten
Kutai, Kabupaten Paser dan Kota Administratif Bontang.
Kemudian
institusi dua Pembantu Gubernur Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara
tersebut telah ditiadakan sejak tahun 1999. Kebijakan penghapusan institusi ini
semata-mata untuk memenuhi ketentuan Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang
Pemerintahan Daerah.
Wilayah
Provinsi Kalimantan Timur dibagi menjadi 10 kabupaten dan 4 kota, yaitu:
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Berau Tanjungredep
2 Kabupaten Bulungan Tanjungselor
3 Kabupaten Kutai Barat Sendawar
4 Kabupaten Kutai Kartanegara Tenggarong
5 Kabupaten Kutai Timur Sangatta
6 Kabupaten Malinau Malinau
7 Kabupaten Nunukan Nunukan
8 Kabupaten Paser Tanah Grogot
9 Kabupaten Penajam Paser Utara Penajam
10 Kabupaten Tana Tidung Tideng Pale
11 Kota Balikpapan -
12 Kota Bontang -
13 Kota Samarinda -
14 Kota Tarakan -
Kondisi
Geografis dan Sumber Daya Alam
Kalimantan
Timur merupakan provinsi terluas di Indonesia dengan luas wilayah kurang lebih
245.237,80 km² atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11%
dari total luas wilayah Indonesia. Provinsi ini berbatasan langsung dengan
negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur. [24]
Keanekaragaman
Hayati
Kalimantan
Timur memiliki kekayaan flora dan fauna.[25] Di Kalimantan Timur kira-kira
tumbuh sekitar 1000-189.000 jenis tumbuhan,[rujukan?] antara lain anggrek hitam
yang harga per bunganya dapat mencapai Rp, 100.000,- hingga Rp, 500.000,-
Sumber
Daya Alam
Masalah
sumber daya alam di sini terutama adalah penebangan hutan ilegal yang memusnahkan
hutan hujan, selain itu Taman Nasional Kutai yang berada di Kabupaten Kutai
Timur ini juga dirambah hutannya. Kurang dari setengah hutan hujan yang masih
tersisa, seperti Taman Nasional Kayan Mentarang di bagian utara provinsi ini.
Pemerintah lokal masih berusaha untuk menghentikan kebiasaan yang merusak ini.
Perekonomian
Hasil
utama provinsi ini adalah hasil tambang seperti minyak, gas alam dan batu bara.
Sektor lain yang kini sedang berkembang adalah agrikultur, pariwisata dan
industri pengolahan.
Beberapa
daerah seperti Balikpapan dan Bontang mulai mengembangkan kawasan industri
berbagai bidang demi mempercepat pertumbuhan perekonomian. Sementara
kabupaten-kabupaten di Kaltim kini mulai membuka wilayahnya untuk dibuat
perkebunan seperti kelapa sawit dan lain-lain.
Kalimantan
Timur memiliki beberapa tujuan pariwisata yang menarik seperti kepulauan
Derawan di Berau, Taman Nasional Kayan Mentarang dan Pantai Batu Lamampu di
Nunukan, peternakan buaya di Balikpapan, peternakan rusa di Penajam, Kampung
Dayak Pampang di Samarinda, Pantai Amal di Kota Tarakan, Pulau Kumala di Tenggarong
dan lain-lain.
Tapi
ada kendala dalam menuju tempat-tempat di atas, yaitu transportasi. Banyak
bagian di provinsi ini masih tidak memiliki jalan aspal, jadi banyak orang
berpergian dengan perahu dan pesawat terbang dan tak heran jika di Kalimantan
Timur memiliki banyak bandara perintis. Selain itu, akan ada rencana pembuatan
Highway Balikpapan-Samarinda-Bontang-Sangata demi memperlancar perekonomian.
Sosial
Kemasyarakatan
Suku
Bangsa
Kalimantan
Timur memiliki beberapa macam suku bangsa. selama ini yang dikenal oleh
masyarakat luas, padahal selain dayak ada 1 suku yang juga memegang peranan
penting di Kaltim yaitu suku Kutai. Suku Kutai merupakan suku melayu asli
Kalimantan Timur, yang awalnya mendiami wilayah pesisir Kalimantan Timur. Lalu
dalam perkembangannya berdiri dua kerajaan Kutai, kerajaan Kutai Martadipura
yang berdiri lebih dulu dengan rajanya Mulawarman, lalu berdiri pula belakangan
kerajaan Kutai Kartanegara yang kemudian menaklukan Kerajaan Kutai Martadipura,
dan lalu berubah nama menjadi kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Di
Kalimantan Timur terdapat juga banyak suku suku pendatang dari luar, seperti
Banjar, Bugis, Jawa dan Makassar. Bahasa Banjar,Jawa dan Bahasa Bugis adalah
dua dari banyak bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Kalimantan Timur.
Suku Banjar dan Bugis banyak mendiami Kalimantan, Samarinda, Sangatta dan
Bontang. Sedangkan suku Jawa banyak mendiami Samarinda dan Balikpapan.
Bahasa
Daerah
Bahasa-bahasa
daerah di Kalimantan Timur merupakan bahasa Austronesia dari rumpun
Malayo-Polynesia, diantaranya adalah Bahasa Tidung,Bahasa Banjar, Bahasa Berau
dan Bahasa Kutai. Bahasa lainnya adalah Bahasa Lundayeh.
Pariwisata,
Seni dan Budaya
Lagu
Daerah
Burung
Enggang (bahasa Kutai)
Meharit
(Bahasa Kutai)
Sabar'ai-sabar'ai
(Bahasa Banjar)
Anjat
Manik (Bahasa Berau Benua)
Bebilin
(Bahasa Tidung)
Andang
Sigurandang (Bahasa Tidung)
Bedone
(Bahasa Dayak Benuaq)
Ayen
Sae (Bahasa Dayak)
Sorangan
(Bahasa Banjar)
Lamin
Talunsur (Bahasa Kutai)
Buah
Bolok (Bahasa Kutai)
Aku
Menyanyi (Bahasa Kutai)
Sungai
Kandilo (Bahasa Pasir)
Rambai
Manguning (Bahasa Banjar)
Ading
Manis (Bahasa Banjar)
Indung-Indung
(Bahasa Melayu Berau)
Basar
Niat (Bahasa Melayu Berau)
Berampukan
(Bahasa Kutai)
Undur
Hudang (Bahasa Kutai)
Kada
Guna Marista (Bahasa Banjar)
Tajong
Samarinda (Bahasa Kutai)
Citra
Niaga (Bahasa Kutai)
Taman
Anggrek Kersik Luwai
Ne
Poq Batangph
Banuangku
Kekayaan
Alam Etam (Bahasa Kutai)
Mambari
Maras (Bahasa Banjar)
Kambang
Goyang (Bahasa Banjar)
Apandang
Jakku
Keledung
Ketuyak
Jalung
Antu
Mena
Wang Langit
Tung
Tit
To
Kejaa
Ting
Ting Nging
Endut-Endut
Enjung-Enjung
Julun
Lajun
Sungai
Mahakam
Samarinda
Kota Tepian (Bahasa Kutai)
Jagung
Tepian
Kandania
Sarang
Kupu
Adui
Indung
Nasi
Bekepor (Bahasa Kutai)
Nasib
Awak
Tenau
Luwai
Balarut
di Sungai Mahakam (Bahasa Banjar)
Leleng
(Bahasa Kenyah)
Merutuh(Bahasa
Tonyooi-Benuaq)
Seni
Suara
Bedeguuq
(Dayak Benuaq)
Berijooq
(Dayak Benuaq)
Ninga
(Dayak Benuaq)
Enluei
(Dayak Wehea)
Seni
Berpantun
Perentangin
(Dayak Benuaq)
Ngelengot
(Dayak Benuaq)
Ngakey
(Dayak Benuaq)
Ngeloak
(Dayak Benuaq)
Agama
Masyarakat
di Kalimantan Timur menganut berbagai agama yang diakui di Indonesia, yaitu:
Buddha
Hindu
Islam
Katolik
Kristen
Seni
dan Budaya
Musik
Tingkilan
(suku Kutai)
Musik
Sempek/Kejien (suku Dayak Wehea)
Tarian
Tarian
Bedewa dari suku Tidung (Kabupaten Nunukan)
Tarian
Iluk Bebalon dari suku Tidung (Kota Tarakan)
Tarian
Besyitan dari suku Tidung (Kabupaten Malinau)
Tarian
Kedandiu dari suku Tidung (Kabupaten Bulungan)
Tarian
Gantar dari Suku Dayak Benuaq
Tarian
Ngeleway dari Suku Dayak Benuaq
Tarian
Ngerangkaw dari Suku Dayak Benuaq
Tarian
Kencet dari Suku Dayak Kenyah
Tarian
Datun dari Suku Dayak Kenyah
Tarian
Hudoq dari Suku Dayak Wehea
Tarian
Kejien dari Suku Dayak Wehea
Belian
Tarian
Jepin Ujang Bentawol Suku Tidung (Kota Tarakan)
Penyembuhan
Penyakit
Beliatn
Bawo (suku Dayak Benuaq)
Beliatn
Sentiyu (suku Dayak Benuaq)
Beliatn
Kenyong (Suku Dayak Benuaq)
Beliatn
Luangan (suku Dayak Benuaq)
Beliatn
Bejamu (suku Dayak Benuaq)
Tolak
Bala/Hajatan/Selamatan
Nuak
(dari Suku Dayak Benuaq)
Bekelew
(suku Dayak Benuaq)
Nalitn
Tautn (suku Dayak Benuaq)
Paper
Maper (suku Dayak Benuaq)
Besamat
(suku Dayak Benuaq)
Pakatn
Nyahuq (suku Dayak Benuaq)
Perkawinan
Ngompokng
(suku Dayak Benuaq)
Tari
Kanjar (suku Kutai)
Senjata
Tradisional
Mandau
Mandau
- Manaau
Gayang
Keris
Buritkang
Sumpit
- Potaatn
Perisai
- Keleubet
Tombak
- Belokokng
Upacara
Adat Kematian
Kwangkey/Kuangkay
(suku Dayak Benuaq)
Kenyeuw
(suku Dayak Benuaq)
Parepm
Api/Tooq (suku Dayak Benuaq)
Referensi
^
"Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei
2011.
^
http://www.bappeda-kaltim.com/geografi.php
^
Sensus Penduduk 2010
^
http://kaltim.bps.go.id/
^
http://kaltim.bps.go.id/KDA09/09-5.pdf
^
a b c http://www.indonesia.go.id/index.php/content/view/341/869/
^
a b (Melayu) Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat Banjar diterjemahkan oleh
Siti Hawa Salleh. Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN
9789836212405.ISBN 983-62-1240-X
^
(Belanda) Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga
Kebudajaan Indonesia (1857). Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en
volkenkunde. 6. Lange & Co.. pp. 243.
^
(Indonesia) Lombard (1996). Nusa Jawa: silang budaya kajian sejarah terpadu:
Jaringan Asia,. 2. PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 129. ISBN 9796054531. ISBN
978-979-605-453-4 ISBN 979-605-452-3 ISBN 978-979-605-452-7
^
(Indonesia) Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara
Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik,
Inggeris dan Hindia- Belanda 1635-1860, Penerbit Arsip Nasional Republik
Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat 1965
^
(Inggris) Magenda, Burhan Djabier (2010). East Kalimantan: The Decline of a
Commercial Aristocracy. Equinox Publishing. ISBN 602-8397-21-0.ISBN
978-602-8397-21-6
^
(Belanda) Nederlandisch Indiƫ (1849). Staatsblad van Nederlandisch Indiƫ. s.n..
^
(Inggris) (2007)"Borneo, 1800-1857". Digital Atlas of Indonesian
History. Robert Cribb. Diakses pada 9 Agustus 2011.
^
(Inggris) (2007)"Administrative sub-divisions in Dutch Borneo, ca
1879". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses pada 9
Agustus 2011.
^
(Inggris) (2007)"Native states (zelfbesturen) in Dutch Borneo, 1900".
Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses pada 9 Agustus 2011.
^
(Inggris) (2009)"Administrative divisions in Dutch Borneo, 1902".
Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses pada 9 Agustus 2011.
^
(Inggris) (2007)"Administrative divisions in Dutch and British Borneo,
1902". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses pada 9
Agustus 2011.
^
(Inggris) (2007)"Borneo in 1942". Digital Atlas of Indonesian
History. Robert Cribb. Diakses pada 9 Agustus 2011.
^
Menjadi Gubernur Swatantra Tingkat I Kaltim.
^
Pada tahun 2006 diberhentikan karena kasus korupsi.
^
Sebelumnya menjadi wakil gubernur hingga pada tahun 2006 menjadi Pelaksana
Tugas Gubernur menggantikan Suwarna A.F. yang ditahan karena kasus korupsi.
Kemudian, pada tanggal 10 Maret 2008, Yurnalis Ngayoh dilantik menjadi Gubernur
Kaltim hingga bulan Juli 2008.
^
Sebagai Pejabat Gubernur Kalimantan Timur karena Pilgub Kaltim 2008 berlangsung
2 putaran sehingga gubernur baru tidak bisa dilantik yang rencananya pada bulan
Juli 2008 menjadi bulan Desember 2008 setelah Pilgub Kaltim 2008 selesai.
^
Dilantik sebagai Gubernur Kaltim pada tanggal 17 Desember 2008 setelah
memenangkan perolehan suara pada Pilgub Kaltim 2008 putaran kedua.
^
Profil Kalimantan Timur di Indonesia.go.id
^
(Inggris) Guhardja, Edi (2000). Rainforest ecosystems of East Kalimantan: El
NiƱo, drought, fire and human impacts. Springer. ISBN 4431702725.ISBN
9784431702726
Sumber, wikipedia
BIOGRAFI SINGKAT
Aji Pangeran Tumenggung
Pranoto
Gubernur Kalimantan Timur
1956-1962
Aji
Pangeran Tumenggung Pranoto atau sering disingkat A.P.T. Pranoto (lahir di
Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, 14 September 1906 – meninggal
di Samarinda, Kalimantan Timur, 19 Juni 1976 pada umur 69 tahun[1]) adalah
Gubernur Kalimantan Timur yang pertama, yang menjabat dari tahun 1956-1962.
Kelahiran
dan keluarga
Kelahiran
Lahir
dengan nama Aji Addin kemudian mendapat gelar Aji Pangeran Tumenggung (APT)
Pranoto, sehingga nama yang populer adalah APT Pranoto. Aji Addin merupakan
putera ke-7 dari Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Aji Muhammad
Alimuddin, dan saudara kandung dari Sultan Aji Muhammad Parikesit. Dilahirkan
di Tenggarong pada tanggal 14 September 1906.
Keluarga
Aji
Addin memiliki 17 orang anak, diantaranya adalah Aji Juwita Kirana, anak ke-8,
yang bersuamikan Aji Bambang Abdulrachim.
Kematian
Pada
19 Juni 1976, APT Pranoto menghembuskan napas terakhir di kediaman anaknya di
Jl Sawo no 9, Samarinda.
Sumber
lain
Menurut
sumber lain, ia bernama Aji Mahmud bergelar Pangeran Tumenggung Pranata. lahir
di Tenggarong, tahun 1905. Putera ke-5 dari Sultan Aji Muhammad Alimuddin
dengan isteri mudanya.[2]
Ia
mendapat pendidikan di OSVIA, Makassar. Menteri Kepolisian tahun 1945, Residen
Kalimantan Timur tahun 1956-1959, Gubernur Kalimantan Timur 1959-1962.[2]
Dipenjara
oleh Kolonel R. Suharjo 1962-1966. Ia meninggal di tahanan Rumah Tahanan
Militer, Jakarta, 1966, meninggalkan seorang janda dan seorang putera yang
bernama Aji Radin Mustawan Pranata.[2]
Karier
dan Jasa
Jasa-jasa
Di
kalangan masyarakat luas, tokoh Kaltim yang memiliki 17 anak ini dikenal
memiliki kepribadian yang ramah dan kooperatif, segala kesulitan yang dihadapi
diusahakanya untuk mencari penyelesaian. "Bapak (APT Pranoto, red) selalu
memberikan bimbingan kepada semua orang, terutama keluarganya. Makanya, ketika
nama bapak sudah mulai dilupakan orang, kami tidak banyak menuntut apa-apa,
hanya berdoa mudah-mudahan suatu saat dibukakan Tuhan kenyataan
sebenarnya," kata Aji Juwita Kirana, anak ke-8 APT Pranoto.
Terlebih
di kalangan wartawan, jasanya membangun balai wartawan dan pendiri sekaligus
pemberi nama surat kabar Wisma Berita tidak pernah dilupakan pada saat itu.
Sehingga kehidupannya boleh dibilang sangat dekat dengan dunia jurnalistik.
"Tapi kami tidak tahu, balai wartawan dan surat kabar Wisma Berita itu
sekarang masih ada atau tidak, tapi yang jelas para wartawan yang hidup pada
masa pemerintahan bapak tidak akan pernah lupa," tambah Juwita.
Karier
pemerintahan
Memulai
kariernya dengan menjadi juru tulis pada pemerintahan Kutai di Tenggarong,
kemudian menjadi kepala distrik di Kota Bangun dan Sanga-sanga dari 1927 hingga
1929. Pada 1935 ia dinobatkan oleh kesultanan Kutai sebagai Tumenggung Kerajaan
Kutai. Dalam pemerintahan Indonesia, suami dari Aji Maisarah gelar Aji Raden
Puspo Kesumo ini memulainya selaku Bupati yang diperbantukan pada Gubernur
Kalimantan.
Setelah
itu, menjadi Residen Kaltim, sebagai tangga pertama mulai memimpin pemerintahan
sipil di Kaltim. Ketika daerah Provinsi Kaltim pertama dibentuk 1 Januari 1957,
APT Pranoto, masih menjabat sebagai Residen dengan memangku jabatan Gubernur
Kaltim. Dan adanya Undang-undang pemisahan pemerintahan pusat dan pemerintahan
otonomi daerah pada saat itu, dia menjadi Gubernur pertama Kaltim, dan selaku
Kepala Daerah IA Moeis yang sekarang diabadikan menjadi nama RSUD kota
Samarinda.
Referensi
^
Harian Tribun Kaltim. APT Pranoto, Gubernur Kaltim yang Terlupakan. 27 Januari
2007
^
a b c http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/kutai5.htm
Pranala
luar
Harian
Tribun Kaltim. Keluarga APT Pranoto Keberatan
Inche Abdoel Moeis
Kalimantan Timur 1959-1959
Inche
Abdoel Moeis, sering disingkat IA Moeis (lahir di Samarinda, Kalimantan Timur 2
Agustus 1920) adalah Gubernur Provinsi Kalimantan Timur yang pertama, saat itu
bernama Swatantra Tingkat I Kaltim.[1]
Keluarga
dan anak
Istri
bernama Nooraini Aisah.
Anak
pertama IA Moeis bernama Emir Moeis yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPW
PDIP Kalimantan Timur, sekaligus Anggota DPR RI masa jabatan 2004-2009, dan di
DPR menjabat sebagai Ketua Panitia Anggaran (Panggar).
Anak
kedua bernama Mauri Alau Moeis
Prestasi
Tahun
1945, aktif di pergerakan.
Saat
Jepang datang, pernah dikirim ke Jepang
Tahun
1949, bersama putera Sultan Kutai Kartanegara mengikuti Konferensi Meja Bundar
di Belanda mewakili Kaltim.
Anggota
Parlemen hingga Pemilu 1955.
Terjun
di swasta mendirikan Pelayaran Nusantara Mahakam (sebagai pelayaran pertama
yang menghubungkan Kaltim)
Lain-lain
IA
Moeis dikenal fasih berbahasa Belanda, Inggris dan Jepang.
Saat
ini nama IA Moeis digunakan untuk nama RSUD Inche Abdoel Moeis di Jalan
H.A.M.M. Rifadin, Samarinda Seberang Pada tahun 2008 Ir. I. Emir Moeis anak
dari I.A Moeis mendirikan, I.A. Moeis Foundation
Referensi
^
Harian Tribun Kaltim. RSUD IA Moeis Diresmikan Hari Ini, 24 Januari 2007.
Abdoel Moeis Hasan
Gubernur Kalimantan Timur 1962-1966.
Haji
Abdoel Moeis Hassan (lahir di Samarinda, Kalimantan Timur, 2 Juni 1924 –
meninggal di Jakarta, 21 November 2005 pada umur 81 tahun[1] [2]) adalah
politikus dan pernah menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Timur pada periode
1962 s.d. 1966.
Referensi
^
Berita Duka Cita. Harian KOMPAS
^
Aktif di Yayasan hingga Jual Buku Karangan Sendiri. Kaltim Pos, 23 November
2005
Abdoel Wahab Sjachranie
Gubernur Kalimantan Timur
1967-1978
Abdoel
Wahab Sjachranie (EYD : Abdul Wahab Syahrani) (lahir di Rantau, Tapin,
Kalimantan Selatan tanggal 28 November 1923 ) adalah Gubernur Kalimantan Timur
yang memerintah pada tahun 1972 hingga 1978. Sebelumnya beliau menjadi penjabat
kepala daerah pada tahun 1967 hingga 1972 hingga dilantik menjadi Gubernur
Kaltim pada tahun 1972.
Salah
satu jasa beliau dalam pembangunan di Kalimantan Timur adalah memindahkan Rumah
Sakit yang didirikan Belanda pada tahun 1933, yakni Landschaap Hospital[1] di
Emma Straat (sekarang Jalan Gurami, Samarinda Ilir) ke wilayah bernama Segiri
dan kemudian diberi nama Rumah Sakit Segiri yang dimaksudkan untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang lebih baik dan layak kepada masyarakat. Kemudian pada
tanggal 22 Februari 1986 nama rumah sakit ini diganti menjadi RSUD AW Sjahranie
yang dimaksudkan untuk menghargai perjuangan Abdoel Wahab Sjahranie.
Referensi
^
Sejarah RSUD A.W. Sjahranie, diakses 16 Maret 2010
Pranala
luar
Sejarah
Singkat Provinsi Kalimantan Timur
Muhammad Ardans
Gubernur Kalimantan Timur
1988-1998
Haji
Muhammad Ardans, SH (lahir di Sanga-Sanga, 1 Juni 1938 – meninggal di Jakarta,
23 April 2002 pada umur 63 tahun[1] [2]) adalah politikus dan pernah dua
periode menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Timur, yaitu pada periode 1988
s.d. 1993, dan dilanjutkan lagi dari 1993 s.d. 1998. Pada periode pertama
beliau menggantikan gubernur sebelumnya yang meninggal, yaitu Soewandi Roestam.
Karier
Sebelum
menjadi Gubernur Kalimantan Timur, Muhammad Ardans sempat menjadi Sekprov,
Wakil Gubernur serta menjadi Pelaksana tugas (Plt) Gubernur selama tiga tahun
sejak 1985 ketika gubernur saat itu, H. Suwandi meninggal dunia. Semasa
hidupnya, almarhum termasuk tokoh yang banyak berbuat untuk pembangunan Kaltim,
antara lain membenahi bantaran Sungai Mahakam dan Karang Mumus.
Meninggal
Dunia
Beliau
sempat masuk ke RS di Jakarta selama enam hari untuk operasi kepala bagian
belakang. HM Ardans, SH meninggal dunia sekitar pukul (13.30 WIB di Rumah Sakit
Pondok Indah Jakarta, Selasa, 24 April 2002. Jenazah diterbangkan dari Jakarta
hari itu juga sekitar pukul 17.00 WIB untuk dibawa ke rumah duka di Samarinda
untuk selanjutnya akan dimakamkan di Tenggarong, Kutai Kartanegara.
Almarhum
meninggalkan seorang istri,Dr. (HC) Farida Ardans dan empat putra-putri :
Faruza
Andri
F.
Firya
Afandara
Anofi
Falevi.
Referensi
^
http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp?Berita=Opini&id=448
Suwarna Abdul Fatah
Gubernur Kalimantan Timur
1998-2006
Mayor
Jenderal TNI (Angkatan Darat) H. Suwarna Abdul Fatah (lahir di Bogor, 1 Januari
1944; umur 68 tahun) adalah Gubernur Kalimantan Timur ke-10 dan 11. Sebelumnya
dia adalah Wakil Gubernur Kalimantan Timur bidang Ekonomi dan Pembangunan dan
menggantikan H.M. Ardans sebagai Gubernur sejak 1998. Pada tahun 2003, dia
terpilih kembali untuk masa jabatan kedua hingga tahun 2008 mendatang. Ia
dinonaktifkan dari jabatannya sejak 8 Desember 2006 karena diduga terkait kasus
korupsi.
Kasus
korupsi
Suwarna
ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi pada 19 Juni 2006 dalam kasus dugaan
korupsi pelepasan izin pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit satu juta
hektare di wilayah Penajam Utara, Berau, Kalimantan Timur yang melibatkan Surya
Dumai Group pimpinan Martias alias Pung Kian Hwa.[1] Ia mulai diadili dalam
kasus ini di Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi di Jakarta pada 9 November
2006.[2]
Pada
13 Maret 2007, Suwarna melaporkan para penyidik KPK ke kepolisian karena
menduga mereka telah merekayasa dokumen yang dijadikan barang bukti dalam
perkara korupsi tersebut.[3] Kemudian pada 22 Maret, majelis hakim Pengadilan
Negeri Tindak Pidana Korupsi memutuskan untuk memvonis Suwarna dengan hukuman
1,5 tahun penjara dan denda Rp 200 juta karena terbukti bersama-sama dengan
mantan Dirjen Pengusahaan Hutan Produksi Dephutbun Waskito Soerjodibroto,
mantan Kakanwil Kehutanan dan Perkebunan Kaltim Uuh Aliyudin dan mantan Kepala
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kaltim Robian menyalah gunakan wewenang mereka
sehingga merugikan negara sebesar Rp 5,167 miliar, sementara dakwaan lain
tentang penerbitan izin pemanfaatan kayu dan berbagai surat yang dikeluarkan
Suwarna tidak dapat dibuktikan.[4]
Referensi
^
"KPK Tahan Gubernur Kaltim", Kompas, 20 Juni 2006
^
"Gubernur Kaltim Diadili, Didakwa Rugikan Negara", Kompas, 10
November 2006
^
"Suwarna Laporkan Penyidik KPK", Kompas, 14 Maret 2007
^
"Suwarna Divonis 1,5 Tahun Penjara", Detikcom, 22 Maret 2007
Yurnalis Ngayoh
Gubernur Kalimantan Timur 2006-2008
Yurnalis
Ngayoh (lahir di Barong Tongkok, Kutai Barat, 20 Agustus 1942) adalah Gubernur
Kalimantan Timur tahun 2006-2008. Lulusan Universitas Gadjah Mada ini
sebelumnya menjabat sebagai Wakil Gubernur Kalimantan Timur.[1] Kemudian ia
dilantik menjadi pelaksana tugas (plt.) Gubernur Kaltim pada tahun 2007
menggantikan Suwarna Abdul Fatah hingga pada tanggal 10 Maret 2008 dilantik
menjadi Gubernur Kalimantan Timur.[2]
Referensi
^
Pantas Diteladani, diakses pada 7 Maret 2010
^
Pantas Diteladani, diakses pada 7 Maret 2010
Awang Faroek Ishak
Gubernur Kalimantan Timur
2008-2013
Drs.
H. Awang Faroek Ishak, M.M, M.Si., bergelar Awang Ngebei Setia Negara (lahir di
Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, 31 Juli 1948; umur 63 tahun)
adalah Gubernur Kalimantan Timur saat ini pada periode 2008-2013, berpasangan
dengan Farid Wadjdy. Beliau sebelumnya adalah bupati Kutai Timur pertama sejak
pemekaran Kabupaten Kutai berdasarkan UU No. 47 Tahun 1999. Kemudian pada saat
maju untuk pencalonan Gubernur Kalimantan Timur, pada tahun 2003, ia mundur
dari jabatan Bupati Kutai Timur, digantikan oleh wakil Bupati, Mahyudin. Pada
saat Pilkada Kutai Timur tanggal 12 Desember 2005, Awang dipilih oleh rakyat
dan kemudian kembali menjabat Bupati sejak pelantikan tanggal 13 Februari 2006
sampai tahun 2011. Tetapi ia mencalonkan kembali menjadi Gubernur Kalimantan
Timur pada tahun 2008 dan akhirnya terpilih pada putaran kedua dan dilantik
pada 17 Desember 2008. Kemudian pada tahun 2008, kursi kepemimpinan Bupati
Kutai Timur diserahkan kepada wakilnya, Isran Noor.
Riwayat
hidup
Kelahiran
& keluarga
Awang
Faroek Ishak (AFI) dilahirkan di Tenggarong pada tanggal 31 Juli 1948. Ia
merupakan putra ke-11 dari 13 bersaudara pasangan Awang Ishak dan Dayang
Johariah, seorang tokoh pamong praja di Kaltim.
Pendidikan
Awang
menamatkan Sekolah Rakyat di Tarakan, SMP dan SMA di Tenggarong, kemudian
meneruskan ke Fakultas Keguruan Ilmu Sosial, IKIP Malang, hingga meraih gelar
sarjana S1 (1973) dan Magister Manajemen (1997) serta Magister Ketahanan
Nasional Universitas Indonesia (1998).
Awang
lulusan terbaik SESPANAS Angkatan XI (1990) dan peserta berprestasi tinggi pada
Kursus Reguler Angkatan XXV (KRA) LEMHANAS (1992).
Karier
Dimulai
sebagai Staf Kantor Gubernur Kaltim (1973), Purek III Universitas Mulawarman
(1978), Dekan FKIP Unmul (1982), anggota DPR/MPR RI dua periode (1987-1992 dan
1992-1997), menjadi Wakil Ketua Komisi II dan anggota Komisi X, Staf Ahli
Gubernur Kaltim, Ketua Bapedalda Kaltim, Pjs. Bupati Kutai Timur (1999-2000),
Bupati Kutai Timur (2000-2003 dan 2006-2008), Gubernur Kalimantan Timur
(2008-sekarang).
Sumber, wikipedia