Motto: Bessai Berinta
(bahasa setempat):
"Mendayung Bersama"
Semboyan:
Kota "Taman" (Tertib, Agamais, Mandiri, Aman dan Nyaman)
Kota
Bontang adalah sebuah kota di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini
terletak sekitar 120 kilometer dari Kota Samarinda, berbatasan langsung dengan
Kabupaten Kutai Timur di utara dan barat, Kabupaten Kutai Kartanegara di
selatan dan Selat Makassar di timur. Letak geografisnya 0.137° LU dan 117.5°
BT.
Di
kota ini berdiri tiga perusahaan besar di bidang yang berbeda-beda, Badak NGL
(gas alam), Pupuk Kalimantan Timur (pupuk dan amoniak) dan Indominco Mandiri
(batubara) serta memiliki kawasan industri petrokimia yang bernama Kaltim
Industrial Estate. Kota Bontang sendiri merupakan kota yang berorientasikan di
bidang industri, jasa serta perdagangan.
Kota
Bontang selain terkenal karena ada tiga perusahaan itu, juga karena adanya
keberadaan tim sepak bola, Bontang FC (dulu Bontang PKT) yang bermain di
Superliga, Marching Band Bontang PKT binaan Pupuk Kalimantan Timur dan Marching
Band Eroh Dahana Patra binaan Badak NGL. Sementara itu, studio siaran televisi
lokal, LNGTV dan PKTV juga terletak di Kota Bontang.
Pemandangan Lansekap Kota Bontang
Kota
Bontang memiliki dua sekolah besar dan ternama, yaitu VIDATRA yang dibina oleh
Badak NGL dan YPK binaan Pupuk Kalimantan Timur. Kantor pengurus Taman Nasional
Kutai yang berada di utara Kota Bontang, juga berada di kawasan ini.
Kota
Bontang memiliki bandara yang dinamakan Bandar Udara Bontang.
Semboyan
Kota Bontang adalah "Kota TAMAN": "Tertib, Agamais, Mandiri,
Aman dan Nyaman".
Sejarah
Dalam
perjalanan sejarah, Bontang yang sebelumnya hanya merupakan perkampungan yang
terletak di daerah aliran sungai, kemudian mengalami perubahan status, sehingga
menjadi sebuah kota. Ini merupakan tuntutan dari wilayah yang majemuk dan terus
berkembang.
Pada
awalnya, sebagai kawasan permukiman, Bontang memiliki tata pemerintahan yang
sangat sederhana. Semula hanya dipimpin oleh seorang yang dituakan, bergelar
Petinggi di bawah naungan kekuasaan Sultan Kutai di Tenggarong. Nama-nama
Petinggi Bontang tersebut adalah: Nenek H. Tondeng, Muhammad Arsyad yang
kemudian diberi gelar oleh Sultan Kutai sebagai Kapitan, Kideng dan Haji Amir
Baida alias Bedang.
Walikota Bontang 2001–2011
dr. H. Andi Sofyan Hasdam, Sp. S
Walikota Bontang 2011- sekarang
Ir. H. Adi Darma, M.Si
Bontang
terus berkembang sehingga pada 1952 ditetapkan menjadi sebuah kampong yang
dipimpin Tetua Adat. Saat itu kepemimpinan terbagi dua: hal yang menyangkut
pemerintahan ditangani oleh Kepala Kampung, sedangkan yang menyangkut
adat-istiadat diatur oleh Tetua Adat. Jauh sebelum menjadi wilayah Kota
Administratif, sejak 1920 Desa Bontang ditetapkan menjadi ibu kota kecamatan
yang kala itu disebut Onder Distrik van Bontang yang diperintah oleh seorang
asisten wedana yang bergelar Kiyai. Adapun Kyai yang pernah memerintah di
Bontang dan masih lekat dalam ingatan sebagian penduduk adalah: Kiai Anang
Kempeng, Kiai Hasan, Kiai Aji Raden, Kiai Anang Acil, Kiai Menong, Kiai Yaman
dan Kiai Saleh.
Sebelum
menjadi sebuah kota, status Bontang meningkat menjadi kecamatan dibawah
pimpinan seorang asisten wedana dalam Pemerintahan Sultan Aji Muhammad
Parikesit, Sultan Kutai Kartanegara XIX (1921-1960), setelah ditetapkan
Undang-undang No. 27 Tahun 1959 tentang pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan Timur dengan menghapus status Pemerintahan Swapraja.
Kantor Walikota Bontang
Asal-usul nama Bontang
Dalam
perbendaharaan asli Kalimantan, tidak dikenal kata "bontang". Menurut
cerita turun-temurun, "bontang" merupakan akronim Bahasa Belanda
“bond” yang berarti kumpulan atau Bahasa Inggris yang artinya ikatan
persaudaraan serta “tang” dari kata pendatang. Sebutan ini diberikan karena
cikal bakal kampung Bontang tidak lepas dari peran pendatang.
Asal
Muasal nama Bontang, berdasarkan kitab saway yang ada di Kesultanan Kutai
Kartanegara bahwa yang memberi nama Bontang Adalah Adji Batara Agung Dewa Sakti
(1300-1325)
Pemerintahan
Kecamatan
dan kelurahan
Kota
Bontang dibagi menjadi 3 kecamatan dan 15 kelurahan, yaitu:
Bontang
Barat, terdiri atas 3 kelurahan, yaitu:
Belimbing
Kanaan
Telihan
Bontang
Selatan, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu:
Tanjung
Laut
Tanjung
Laut Indah
Berbas
Tengah
Berbas
Pantai
Bontang
Lestari
Satimpo
Bontang
Utara, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu:
Api-Api
Bontang
Baru
Bontang
Kuala
Guntung
Gunung
Elai
Lok
Tuan
Kepala daerah
Berikut
ini adalah daftar nama-nama yang pernah memimpin Kota Bontang sejak tahun 1999:
No. Nama Wakil Periode Keterangan
1. dr. H.A. Sofyan Hasdam, Sp.S Drs. Sjahid Daroini 2001–2011 Sofyan
Hasdam juga menjadi penjabat wali kota pada tahun 1999
2. Ir. H. Adi Darma, M.Si H. Isro Umarghani 2011–sekarang Disahkan oleh SK Menteri Dalam Negeri
No.131.64-82/2011[2]
Kawasan Industri Kota Bontang (Pupuk
Kaltim dan Badak NGL) dilihat dari atas.
Ekonomi
Kota
Bontang dikenal dengan kota industri dan jasa, dua sektor tersebut telah
memberikan nilai pendapatan yang utama bagi daerah ini . Di Kota Bontang, dalam
kawasan tiga perusahaan raksasa itu, berbagai fasilitas moderen lengkap
tersedia, mulai dari fasilitas perumahan bagi karyawan, tempat olahraga,
rekreasi, taman bermain, rumah sakit hingga hotel berbintang yang tentunya
menambah kas daerah dari sektor jasa, sektor jasa dan industri pengolahan
adalah dua lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja.
Dari
tiga perusahaan besar itulah tulang punggung perkembangan perekonomian kota
ini. Keberadaan perusahaan raksasa itu punya andil dalam meningkatkan kegiatan
perdagangan dengan munculnya kebutuhan baru akan komoditas keperluan hidup
sehari-hari.
Di
sektor pariwisata, Wilayah pesisir dengan pantai yang bersih, landai, berpasir
putih bisa menjadi obyek wisata yang potensial. Bontang Kuala misalnya, selain
menarik wisatawan karena perkampungan nelayan di atas laut, juga tengah
dikembangkan sebagai obyek wisata. Kota ini memiliki potensi menjadi kota
pariwisata dengan beberapa tempat andalan, Pulau Beras Basah, Pulau Segajah
serta Taman Nasional Kutai yang berdampingan dengan wilayah Kutai Timur.
Potensi budidaya perikanan laut dengan komoditas unggulan berupa udang,
kepiting, ikan kerapu, udang lobster, kakap merah, teripang, rumput laut dan
tiram banyak diminta oleh pasar luar negeri.
Peta Administratif Kota Bontang
Gas
Alam Cair (LNG) merupakan komoditi utama yang menopang perekonomian Kota
Bontang. Kota ini dianugrahi kekayaan alam, terutama gas alam yang sangat
besar. Pada tahun 2005 produksi LNG mencapai 42.889.510 M3. Sebagian besar
produksi itu sebanyak 42.623.823 M3 untuk konsumsi ekspor. Perusahaan yang
memproduksi dan mengekspor LNG adalah PT. Badak LNG & Co.
Ekspor
keseluruhan Kota Bontang menghasilkan devisa sebesar US$ 8.119.872.685.
Sebagian besar nilai ekspor tersebut berasal dari ekspor migas, yaitu sebesar
US$ 7.216.713.333,[rujukan?] sedangkan ekspor non migas hanya sebesar US$
903.159.352.
Selain
LNG, di Kota Bontang terdapat industri lainnya, yaitu industri yang memproduksi
amoniak dan urea. Perusahaan yang memproduksi dan mengekspor urea dan amoniak
dari daerah ini adalah PT. Pupuk Kaltim. Produksi amoniak pada tahun 2005
mencapai 389.099 ton. Mayoritas dari produksi tersebut untuk keperluan ekspor,
sebesar 311.230,68 ton. Sedangkan produksi Urea, dalam hal ini urea curah
sebesar 1.009.693,79 ton. Seperti produk industri lainnya produksi urea curah
untuk ekspor, mencapai sebesar 543.782,23 ton.
Dominasi
berbagai industri di atas terlihat jelas dalam komposisi PDRB Kota Bontang.
Dari keseluruhan nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, tahun 2005
sebesar Rp. 26,26 trilyun, konstribusi sektor industri pengolahan mencapai Rp.
24,73 trilyun atau 94,17 persen. Dominasi industri yang berhubungan dengan
hasil alam ini tidak hanya bermanfaat bagi perekonomian kota Bontang sendiri,
melainkan juga menghasilkan devisa yang besar bagi negara.
Dilihat
dari banyaknya industri, di Kota Bontang terdapat berbagai jenis industri
antara lain industri aneka sebesar 196 buah, industri hasil pertanian dan
kehutanan 299 buah dan industri logam, mesin dan kimia sebesar 205 buah.
Industri aneka menyerap tenaga kerja 838 orang dengan nilai investasi sebesar
Rp. 2,39 milyar. Sedangkan industri hasil pertanian dan kehutanan menyerap 893
tenaga kerja dan nilai investasi sebesar Rp. 14,91 milyar. Sementara industri
logam, mesin dan kimia menyerap 4.020 tenaga kerja dengan nilai investasi
sebesar Rp. 5,29 trilyun.
Penduduk
Kota
Bontang memiliki luas 49,757 km² dan penduduk berjumlah 167.328 jiwa pada tahun
2008 serta kepadatan sebesar 336,29 jiwa/km².
Agama
Mayoritas
penduduk Kota Bontang memeluk agama Islam. Selain Islam, terdapat beberapa
agama lain, yaitu Kristen, Hindu, Buddha, Katolik dan Konghucu.
Obyek
Wisata
Obyek
wisata di Kota Bontang amat beragam, berikut merupakan daftar obyek wisata di
Kota Bontang:
Pulau
Beras Basah
Pulau
Segajah
Bontang
Kuala
Padang
Golf Hotel Bukit Sintuk
Taman
Nasional Kutai
Taman
Cibodas
Cafe
Singapur
pulau
Gusung
Rumah
adat kutai guntung
Masih
banyak obyek wisata lainnya selain yang disebutkan di atas, seperti wisata
belanja dan wisata kuliner (terutama seafood).
Pusat
Perbelanjaan
Berikut
adalah daftar pusat perbelanjaan yang berada di Kota Bontang
Plaza
Taman
Bontang
Plaza
Andhika
Plaza
Bontang
Trade Center (Home Mart)
Koperasi
Karyawan PKT
Gunung
Emas Swalayan
Pasar
Rawa Indah
Pasar
Telihan
Pasar
Malam Berbas
Pasar
Loktuan
( Wikipedia
)