Kabupaten
Kepulauan Sangihe adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara,
Indonesia. Kabupaten ini berasal dari pemekaran Kabupaten Kepulauan Sangihe dan
Talaud pada tahun 2000. Ibu kota kabupaten ini adalah Tahuna. Kabupaten ini
memiliki luas wilayah 1.012,94 km² dan berpenduduk sebanyak 129.609 jiwa
(2008).
Dengan
disahkannya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2007, sebagian wilayah Kabupaten
Sangihe dimekarkan menjadi kabupaten baru, yaitu Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro atau disingkat Kabupaten Sitaro yang diresmikan pada tanggal
23 Mei 2007.
Kabupaten
Kepulauan Sangihe terletak di antara Pulau Sulawesi dengan Pulau Mindanao,
(Filipina) serta berada di bibir Samudera Pasifik.
Wilayah kabupaten ini
meliputi 3 klaster, yaitu Klaster Tatoareng, Klaster Sangihe dan Klaster
Perbatasan.
Peta Kab Kep Sangihe
-----------------------
Arti
Lambang Daerah
SOMAHE
KAI KEHAGE adalah semboyan yang mengandung arti Semakin besar tantangan yang
kita hadapi, semakin gigih kita menghadapi tantangan sambil memohon kekuatan
dari Tuhan, pasti akan beroleh hasil yang gilang gemilang.
Dasar
lambang adalah sebuah segi lima sama sisi yang merupakan stilisasi dari perisai
(KELUNG) mengandung makna sebagai pelindung, sebagaimana dipakai dalam
tari-tarian adat Sangihe seperti Tari Salo, Tari Upase, Tari Alabadiri dan Tari
Ransansahabe. Bagi seorang pahlawan perisai itu dipuja dan disanjung serta
diagungkan karena perisai adalah bagian dari kemenangan. Dasar lambang diberi
warna biru laut, menggambarkan bahwa daerah Kepulauan Sangihe adalah Daerah
Maritim.
Bunga
Pala, Bunga kelapa dan Cengkih, adalah pelambang kemakmuran sebab hasil utama
dari daerah Sangihe adalah Kelapa, Pala dan Cengkih.Warna Kuning Emas sebagai Lambang
Kebahagiaan rakyat yang bersumber dari hasil bumi.
Bintang,
Sebagaimana Bintang dalam Lambang Negara Republik Indonesia adalah pelambang
Ketuhanan Yang Maha Esa, di Daerah Sangihe yang merupakan bagian dari Negara
Republik Indonesia, Bintang adalah dasar kehidupan, karena Bintang adalah
penunjuk jalan yaitu Bintang Polaris yang terletak 4º - 5º di kutub utata yang
dalam bahasa daerah disebut Bituing Punge dan Bituing Kadademahe atau Bintang
Fajar sebagai penunjuk waktu.
Perahu
Bininta, Bininta adalah perahu Jaman Dahulu yang dipakai oleh masyarakat
pribumi dalam segala kepentingannya. Sebagai alat transportasi antar pulau,
sebagai perahu perang yang sangat ulet sebab antara haluan dan buritan sama.
Perahu Bininta mempunyai atribut yang mendasar seperti Ular Naga yang terpasang
pada bagian depan, belakang dan tengah, Naga mengandung latar belakang religius
bagi leluhur. Bininta adalah Lambang Persatuan, Bininta adalah lambang
Kemakmuran dan Bininta adalah Lambang Pertahanan.
Pita
Merah Putih: Warna merah adalah lambang keberanian dan bagi masyarakat sangihe
warna merah putih mengandung hikmah religius dimana agama primitif seperti
Mesundeng, Metipu dan juga dalam peperangan Ampuang serta para pahlawan
mengenakan pakaian yang berwarna merah dengan maksud lebih mendekatkan diri
kepada pemberi kekuatan dan kehidupan, sedangkan warna putih biasanya dipakai
sebagai saputangan untuk memanggil kepada Yang Memberi Kekuatan agar datang.
Kantor Bupati
---------------
Objek
wisata alam
Di
antara banyak gunung berapi terdapat dua gunung yang berada di perairan cukup
dangkal. Salah satunya di Pulau Mahengetang, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.
Banua Wuhu, demikian masyarakat setempat menyebut gunung itu, berada hanya 300
meter dari sisi barat daya Pulau Mahengetang. Titik kepundan gunung ditandai
oleh keluarnya gelembung di antara bebatuan pada kedalaman 8 meter. Suhu air
rata-rata di sana 37-38 derajat Celcius. Di sejumlah lubang, keluar air panas
yang tampaknya mampu membuat tangan telanjang melepuh bila coba-coba merogoh ke
dalamnya. Kehidupan biota laut juga tak kalah menarik, koloni terumbu karang
yang rapat dan sehat terhampar di kedalaman 10 hingga 20 meter. Konon terdapat
lorong bawah laut yang tembus dua arah. Masyarakat setempat menyelenggarakan
upacara Tulude setiap akhir bulan Januari. Dua minggu sebelum ritual tersebut,
seorang tetua adat akan menyelam dengan membawa piring putih berisi emas ke
lorong tersebut sebagai persembahan agar Banua Wuhu tidak murka.
Selain
di pulau Mahangetang ada pula wisata pantai nan eksotis di desa Pananualeng,
kecamatan Tabukan Tengah. Masyarakan sering menyebutnya pantai pasir putih.
Air
Terjun Kadadima juga salah satu dari dua objek wisata air terjun yang terletak
didesa Laine, kecamatan Manganitu Selatan.Air terjun Kadadima masuk wilayah desa
Laine dapat ditempuh dengan kendaraan darat dari Tahuna sekitar 2 jam dan dari
Pelabuhan Fery Pananaru sekitar 25 menit, sedangkan dari desa Laine menuju
kearah Timur berjalan kaki sekitar 45 menit. Selain air terjun Kadadima ada
pula Air Terjun Nguralawo yang tak kalah menariknya yang berlokasi di Desa
Binala, kecamatan Tamako. Air terjun ini jaraknya 6 km dari pusat Kota Tamako.
Menurut legenda dinamakan Nguralawo karena zaman dulu air terjun ini menjadi
tempat pemandian para bidadari (putri kayangan).
Pemekaran
Daerah
Kabupaten
Kepulauan Tabukan
Kecamatan
yang mungkin bergabung ke dalam kabupaten ini meliputi :
Nusa
Tabukan
Tabukan
Selatan
Tabukan
Selatan Tengah
Tabukan
Selatan Tenggara
Tabukan
Tengah
Tabukan
Utara
Manganitu
Kota
Tahuna
Kota
Tahuna merupakan ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe akan dinaikkan menjadi
kotamadya. Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kota ini meliputi :
Tahuna
Tahuna
Barat
Tahuna
Timur
Tamako
Referensi
^
"Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei
2011.
^
Badan Pusat Statistik - Provinsi Sulawesi Utara