SULAWESI UTARA


Provinsi Sulawesi Utara terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dengan Ibu kota terletak di kota Manado. Provinsi ini di sebelah selatan berbatasan dengan provinsi Gorontalo yang merupakan hasil pemekaran wilayah dari provinsi Sulawesi Utara. Sementara kepulauan Sangihe dan Talaud merupakan bagian utara dari provinsi ini merupakan berbatasan dengan Davao del Sur di negara Filipina.

Sejarah
Pemerintahan

Kabupaten dan Kota
No.      Kabupaten/Kota                                  Ibu kota
1          Kab Bolaang Mongondow     Kotamobagu
2          Kab Bolaang Mongondow Selatan     Bolaang Uki
3          Kab Bolaang Mongondow Timur       Tutuyan
4          Kab Bolaang Mongondow Utara       Boroko
5          Kab Kep Sangihe                    Tahuna
6          Kab Kep Siau Tagulandang Biaro      Ondong Siau
7          Kab Kep Talaud                      Melonguane
8          Kab Minahasa                         Tondano
9          Kab Minahasa Selatan                        Amurang
10        Kab Minahasa Tenggara         Ratahan
11        Kab Minahasa Utara               Airmadidi
12        Kota Bitung                                        -
13        Kota Kotamobagu                              -
14        Kota Manado                                      -
15        Kota Tomohon                                    -

Sam Ratulangi
Gubernur Sulawesi Utara ke-1
Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau lebih dikenal dengan nama Sam Ratulangi (lahir di Tondano, Sulawesi Utara, 5 November 1890 – meninggal di Jakarta, 30 Juni 1949 pada umur 58 tahun) adalah seorang politikus Minahasa dari Sulawesi Utara, Indonesia. Ia adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Sam Ratulangi juga sering disebut-sebut sebagai tokoh multidimensional. Ia dikenal dengan filsafatnya: "Si tou timou tumou tou" yang artinya: manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia. Sam Ratulangi adalah anak dari Jozias Ratulangi. Pada tahun 1907, dia pergi ke Batavia untuk melanjutkan sekolah di Koningeen Wilhelmina School. Setelah tamat, Sam Ratulangi melanjutkan ke Vrije Universiteit van Amsterdam, Belanda. Di sana, dia dipercaya menjadi Ketua Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Belanda tahun 1914. Lima tahun kemudian, dia memperoleh gelar doktor di bidang matematika dan fisika. Sam Ratulangi juga merupakan Gubernur Sulawesi yang pertama. Ia meninggal di Jakarta dalam kedudukan sebagai tawanan musuh pada tanggal 30 Juni 1949 dan dimakamkan di Tondano. Namanya diabadikan dalam nama bandar udara di Manado yaitu Bandara Sam Ratulangi dan Universitas Negeri di Sulawesi Utara yaitu Universitas Sam Ratulangi. Source, http://id.wikipedia.org/wiki/Sam_Ratulangi

Arnold Achmad Baramuli
Gubernur Sulawesi Utara ke-2
Arnold Achmad Baramuli (lahir di Pinrang, Sulawesi Selatan, 20 Juli 1930 – meninggal di Jakarta, 11 Oktober 2006 pada umur 76 tahun) adalah seorang politikus, pengusaha, dan mantan jaksa asal Indonesia. Berasal dari Partai Golkar, ia adalah pendiri Grup Poleko yang pernah berusaha dalam industri kimia. Baramuli memulai karier di jalur birokrasi. Ia pernah menjadi jaksa pada Kejaksaan Negeri Jakarta (1954-1956) dan Jaksa Tinggi dan Jaksa Tinggi Tentara untuk Indonesia Timur (1956-1960). Ia lalu menjadi Gubernur Sulawesi Utara dan Tengah (1960-1962) pada usia 29 tahun, Penasihat Menteri Dalam Negeri (1963-1965), Kepala Tim Ekonomi dan Keuangan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) (1970-1973). Baramuli mulai menjadi anggota DPR pada tahun 1971 mewakili Golkar. Pada tahun 1973-1974 ia menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Depdagri, kemudian sebagai Wakil Ketua Komite Indonesia-Jepang (1974), Anggota Dewan Penyantun/Dewan Kurator Universitas Hasanuddin (1975-1977) dan anggota DPR F-KP (1978-1997). Dari tahun 1993 hingga 1998 ia menjadi anggota Komnas HAM. Setelah itu ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung (1998-1999) hingga dewan tersebut dibubarkan. Pada tahun 1997-2004 Baramuli adalah anggota MPR utusan daerah Sulawesi Selatan (Oktober 1997-2004). Jabatan terakhir yang diembannya adalah pegawai utama madya Departemen Dalam Negeri.
Baramuli pernah aktif di Kadin dan juga merupakan anggota Dewan Kehormatan Golkar. Dari pernikahannya dengan Albertina Kaunang, Baramuli mendapatkan lima orang anak dan seorang di antaranya telah meninggal. Ia mempunyai 10 orang cucu dan seorang cicit.

Soenandar Prijosoedarmo
Gubernur Sulawesi Utara ke-4
Soenandar Prijosoedarmo (Sidoarjo, Jawa Timur 17 Februari 1924 - Arab Saudi 1984) pada umur 59/60 tahun) adalah Gubernur Jawa Timur periode 1978-1983. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Utara periode 1965-1966.
Ia diangkat menjadi Gubernur Jawa Timur menggantikan R.P. Mohammad Noer. Setelah menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur, ia kemudian diangkat sebagai anggota DPR dan menjadi Wakil Ketua DPR/MPR. Soenandar Prijosoedarmo meninggal ketika menjalankan ibadah haji pada tahun 1984.


Hein Victor Worang
Gubernur Sulawesi Utara ke-6
Hein Victor Worang (lahir di Tontalete, Sulawesi Utara, 12 Maret 1919 – meninggal di Jakarta, 3 Februari 1982 pada umur 62 tahun) adalah Gubernur Sulawesi Utara periode 1967-1978.
Pada saat-saat permulaan masa jabatannya pada tahun 1967, ia harus berhadapan dengan berbagai pihak yang menantangnya. Pada waktu itu misalnya terkenal Peristiwa 2 September (1968) yang dengan pelopor Corps Tuhanura berusaha mengusir Worang dari jabatannya sebagai gubernur. Tapi tak lama setelah ia berhasil menyelesaikan hal tersebut dan tantangan berikutnya adalah membereskan propinsi yang lumpuh akibat pergolakan PRRI/Permesta. Belum lagi keadaan perekonomian yang belum pulih seperti kopra diakibatkan kebun kelapa yang tak terurus selama bertahun-tahun, maupun sebab prasarana jalan hampir tiada bekas lagi. Akhirnya pada masanya infrastruktur dibangun kembali sehingga menjadi tolak pembangunan di Sulawesi Utara sepanjang Pelita I dan Pelita II. Sasarannya adalah jalan-jalan ke perkebunan kopra dan cengkeh. Sampai tahun 1976, hampir 2000 km di antaranya sudah dapat dilalui kendaraan bermotor sehingga pusat-pusat perkebunan cengkeh dan kopra pun bisa diakses dan hasil bumi dari dua penghasilan pokok daerah ini, di samping pala dapat dijual di pasar nasional maupun internasional.

G.H. Mantik
Gubernur Sulawesi Utara ke-9
Gustaf Hendrik Mantik (lahir di Bandung, Jawa Barat, 26 April 1928 – meninggal di Jakarta, 8 Agustus 2001 pada umur 73 tahun) adalah Gubernur Sulawesi Utara periode 1978-1985. Walaupun ia lahir di Bandung tetapi darah Minahasa kental mengalir dalam dirinya. Karena itulah ketika revolusi fisik masih bergolak G. H. Mantik menjadi Komandan Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) wilayah Bandung-Jakarta. Secara resmi ia terdaftar sebagai anggota militer aktif ketika menjadi Bintara Brigade Guntur di Divisi Siliwangi pada tahun 1946. Ia juga turut aktif dalam penumpasan pemberontakan PKI di Madiun, penumpasan pemberontakan APRA di Bandung, penumpasan pemberontakan RMS di Maluku, dan berbagai operasi militer lainnya. G. H. Mantik sempat menjabat Asisten II Kodam V/Jaya pada tahun 1963 bahkan pada tahun 1967 ia menjadi anggota DPR GR. Sebelum menjabat Pangdam IX/ Mulawarman, G.H. Mantik memegang posisi sebagai Kepala Staf Garnizun Ibukota. G.H. Mantik menjabat Pangdam IX/Mulawarman selama 2 tahun dari 1971-1973. Tahun 1973 Mayor Jenderal TNI G.H. Mantik menjadi Pangdam V/Jaya. Jabatan ini cukup lama diembannya mulai dari tahun 1973 hingga 1977. Sehabis menjabat Pangdam V/Jaya, G. H. Mantik dengan pangkat Letnan Jenderal TNI dilantik menjadi Pangkowilhan I, ternyata jabatan ini merupakan puncak kariernya di kemiliteran karena setelah itu ia menjadi Gubernur Sulawesi Utara dan cukup lama dia duduk di kursi orang nomor satu provinsi Sulawesi Utara yaitu selama 7 tahun (1978-1985).
Dari Sulawesi Utara G. H. Mantik kembali ke Jakarta untuk menjabat Wakil Ketua MPR-RI. Letnan Jenderal TNI (Purn) G. H. Mantik wafat di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 2001.
G.H Mantik meninggalkan tiga orang anak perempuan, yang bernama Maria Josephine Mantik, Norma Mantik, dan Agusta Triana Mantik, serta satu orang cucu laki-laki dan tiga cucu perempuan yang bernama, Henrie Kumaat, Adeline Pingkan, Devani Mandrasari, beserta Christianne Kezia.

Cornelis John Rantung
Gubernur Sulawesi Utara ke-10
Cornelis John Rantung (lahir di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, 7 Desember 1935) adalah Gubernur Sulawesi Utara periode 1985-1995. Ia diangkat menjadi Gubernur Sulawesi Utara menggantikan Gustaf Hendrik Mantik. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Direktur Pengembangan dan Pengkajian Strategis Sesko ABRI.

E.E. Mangindaan
Gubernur Sulawesi Utara ke-11
Evert Erenst Mangindaan (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 5 Januari 1943) adalah Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II dan Gubernur Sulawesi Utara periode 1995-2000. Ia diangkat menjadi Gubernur menggantikan Cornelis John Rantung. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Pangdam VIII/Trikora. Setelah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Utara, ia terpilih sebagai anggota DPR dan menjabat sebagai Ketua Komisi II periode 2004-2009.

Adolf Jouke Sondakh
Gubernur Sulawesi Utara ke-12
Adolf Jouke Sondakh (lahir di Suluun, Minahasa, Sulawesi Utara, 20 Juni 1939 – meninggal di Singapura, 8 Maret 2007 pada umur 67 tahun) adalah seorang politikus Indonesia, yang juga pernah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Utara periode 2000-2005.

Latar belakang
Adolf dilahirkan sebagai seorang di antara enam bersaudara dari keluarga Pdt. Markus Lolombulan Sondakh dan Dora Rosaly Rawung. Salah seorang adiknya adalah Prof.Dr.Ir. Lefrand Winston "Lucky" Sondakh, MEc., tokoh pendidikan di Sulawesi Utara.
Mereka hidup dalam keadaan ekonomi yang pas-pasan, sehingga kadang-kadang tidak mempunyai apa-apa untuk makan. Kesulitan hidup ini membuat Adolf dan Lucky berjuang keras untuk lepas dari tekanan ekonomi. Adolf sejak kecil memang bercita-cita ingin menjadi tokoh politik. Karena itulah, setelah selesai pendidikan di S1, ia terjun mengajar sebagai dosen tapi juga aktif di bidang politik. Sondakh menjabat sebagai ketua Dewan Pengurus Daerah Partai Golkar Sulawesi Utara dan pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat selama tiga periode. Pada 1993 ia menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR. Sejumlah politikus muda Golkar yang kini menduduki jabatan bupati dan walikota di provinsi Sulawesi Utara adalah hasil didikannya.

Kematian
Sondakh meninggal dunia di Rumah Sakit Gleneagles, Singapura, setelah dirawat intensif selama dua bulan akibat penyakit infeksi tenggorokan dan leukemia. Ia meninggalkan seorang istri, Sientje Mandey, yang juga menjabat sebagai anggota DPD Golkar dari Sulut, serta dua orang anak, yaitu Ingrid Sondakh (ketua Golkar Minahasa Utara) dan Denny Sondakh (anggota DPRD Kota Manado). Sondakh dimakamkan di Bukit Kasih, Kanonang, Minahasa pada 13 Maret 2007.

Sinyo Harry Sarundajang
Gubernur Sulawesi Utara ke-14
Drs. Sinyo Harry Sarundajang (lahir di Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara, 16 Januari 1945) adalah Gubernur Sulawesi Utara. Pada pemilihan Kepala Daerah Sulawesi Utara 2005-2010, ia berpasangan dengan Freddy Harry Sualang.

Pendidikan
1957 SD
1960 SMP
1964 SMA
1968 Sarjana Muda Administrasi Negara FISIP UNSRAT
1970 Sarjana Ketatanegaraan Universitas Tarumanegara
1986 SESPANAS Angkatan V
2000 Lemhanas KSA VIII

Jabatan
1974 Kasubdit Kampol pada Direktorat Sospol Dati I Sulut
1977 Kepala Biro Pemerintahan Setda Propinsi Sulawesi Utara
1978 Pj. Sekretaris Wilayah Daerah Kabupaten Minahasa
1981 Kepala Biro Penyelenggaran Pemilu Propinsi Sulawesi Utara
1981 Pj. Kepala Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Propinsi Sulawesi Utara
1983 Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa
1986 Walikota Kota Administratif Bitung
1990 Pj. Walikotamadya Bitung
1991-2000 Walikota Bitung
2000 Pj. Gubernur Maluku
2000 Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Strategis
2000 Ketua Harian KAPET
2001-2005 Inspektur Jenderal Departemen Dalam Negeri
2002 Pj. Gubernur Maluku Utara
2005 - Gubernur Sulawesi Utara

Penghargaan
1987 Penghargaan dari Menteri Dalam Negeri
1990 Peng