Kabupaten Maluku Tengah adalah salah satu kabupaten di provinsi Maluku, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Masohi. Sebagian wilayahnya berada di Pulau Seram (Kecamatan Amahai dan Tehoru, serta Kota Masohi). Ada dua kecamatan yang terletak di Pulau Ambon (Kecamatan Leihitu dan Salahutu), dan sisanya adalah pulau-pulau di sekitarnya.
Sejarah
Kabupaten Daerah Tingkat II Maluku Tengah sebagai salah satu kabupaten di Maluku yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1952 (L.N. No. 49/1952) tentang pembubaran daerah Maluku selatan dan pembentukan Maluku Tengah dan Maluku Tenggara.
Setelah berlakunya Undang-undang No. 1 Tahun 1957 tanggal 18 januari 1957, tentang pokok-pokok pemerintah untuk seluruh wilayah Republik Indonesia, maka dibentuk daerah-daerah “Swatantra” diantaranya daerah Swantantra Tingkat I Maluku dengan undang-undang darurat No. 22 Tahun 1957 (LN. No. 79/1957) yang kemudian ditetapkan dengan undang-undang No. 20 Tahun 1958 (L.N. No. 60/1958).
Selanjutnya sesuai pasal 73 ayat 4 undang-undang darurat No. 22 Tahun 1957 maka dibentuk pula daerah-daerah Swatantra Tingkat II, sehingga dibentuklah daerah Swatantra Tingkat II di Maluku dengan undang-undang darurat No. 23 tahun 1957 (L.N. No. 80/1957), yang kemudian ditetapkan dengan undang-undang No. 60 Tahun 1958 (L.N. No 111/1958) yang meliputi daerah-daerah Swatantra Tingkat II Maluku Tengah, Maluku Utara, Maluku Tenggara dan Kota Ambon.
Wilayah-Wilayah yang termasuk dalam daerah Swatantra Tingkat II Maluku Tengah adalah : Pulau Ambon, Pulau-Pulau Lease, Pulau-Pulau Banda, Seram Timur, Seram Utara, Seram, Selatan, Seram Barat, dan Pulau Buru sebagaimana yang tercantum dalam PP. No. 35 Tahun 1952 tersebut.
Perkembangan Wilayah Sampai Tahun 2012
Pada Tahun 2004 diberlakukannya Otonomi Daerah yang tertulis dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 maka penyelenggaraan otonomi daerah memberikan pengaruh yang cukup luas dalam perkembangan Maluku Tengah, hal ini dapat dilihat dengan terjadi pemekaran pada beberapa wilayah di kabupaten Maluku Tengah diantaranya Wilayah Pulau Buru, Wilayah Seram Timur dan Wilayah Seram Barat. Sehingga Wilayah Kabupaten Maluku Tengah sejak tahun 2004 hanya meliputi Wilayah Seram Utara, Pulau Ambon, Pulau-pulau lease dan Pulau-pulau banda; akan tetapi luas wilayah di Kabupaten Maluku tengah masih merupakan yang terluas di Provinsi Maluku. Dari Periode 1994 sampai 2012 telah terjadi banyak perubahan dalam komposisi kecamatan di Wilayah Kabupaten Maluku Tengah, salah satu faktor yang sangat mempengaruhi adalah otonomi daerah yang merupakan indikasi pemekaran wilayah-wilayah sampai pada level kecamatan. Sampai Dengan Tahun 2012 terdapat 17 Kecamatan di Kabupaten Maluku tengah yang tersebar dibeberapa wilayah (Wilayah Seram Utara, Pulau Ambon, Pulau-pulau lease dan Pulau-pulau banda) antara lain:
Kecamatan Banda, Ibukota Neira
Kecamatan Tehoru, Ibukota Tehoru
Kecamatan Telutih, Ibukota Laimu (Pemekaran dari Kecamatan Tehoru)
Kecamatan Amahai, Ibukota Amahai
Kecamatan Kota Masohi, Ibukota Masohi (Pemekaran dari Kecamatan Amahai)
Kecamatan Teluk Elpaputih, Ibukota Masohi (Pemekaran dari Kecamatan Amahai)
Kecamatan Teon Nila Serua, Ibukota Waipia
Kecamatan Saparua, Ibukota Saparua
Kecamatan Nusalaut, Ibukota Ameth (Pemekaran dari Kecamatan Saparua)
Kecamatan Pulau Haruku, Ibukota Pelauw
Kecamatan Salahutu, Ibukota Tulehu
Kecamatan Leihitu, Ibukota Hila
Kecamatan Leihitu Barat, Ibukota Alang
Kecamatan Seram Utara, Ibukota Wahai
Kecamatan Seram Utara Barat, Ibukota Pasanea (Pemekaran dari Kecamatan Seram Utara)
Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Ibukota Kobi (Pemekaran dari Kecamatan Seram Utara)
Kecamatan Seram Utara Timur Seti, Ibukota Kobisonta (Pemekaran dari Kecamatan Seram Utara)
Geografi Dan Iklim
Maluku Tengah sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Maluku, letaknya diapit oleh kabupaten Seram Bagian Barat di sebelah barat dan Seram Bagian Timur di sebelah timur.Luas wilayah Kabupaten Maluku Tengah seluruhnya kurang lebih 275.907 Km2 yang terdiri dari luas laut 264.311,43 Km2 dan luas daratan 11.595,57 Km2. Wilayah Maluku Tengah mengalami iklim laut tropis dan iklim musim.Keadaan ini disebabkan oleh karena Maluku Tengah dikelilingi laut yang luas, sehingga iklim laut tropis di daerah ini berlangsung seirama dengan iklim musim yang ada. Berikut keadaan klimatologi yang dapat menggambarkan keadaan iklim di Kabupaten Maluku Tengah secara umum: Tercatat Rata-rata temperatur pada tahun 2009 di Kecamatan Amahai 26,30C, dimana temperatur maksimum rata-rata 30,40C dan minimum rata-rata 23,3 0C. Jumlah curah hujan pada tahun 2009 rata-rata sebesar 185,1 mm dengan jumlah hari hujan rata-ratasebanyak 18,1 hari. Penyinaran matahari pada tahun 2009 rata-rata sebesar 65,9 % dengan tekanan udara rata-rata 1011,2 Milibar dan kelembaban nisbi yang terjadi rata-rata sebesar 84,9 %.
Pemekaran Daerah
Kabupaten Lease
Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kabupaten pemekaran Lease adalah kecamatan-kecamatan yang berada dipulau-pulau diselatan pulau Seram yaitu meliputi :
kecamatan Saparua
kecamatan Haruku
kecamatan Nusa Laut
Kabupaten Seram Utara Raya/Seram Utara
Kabupaten Seram Utara Raya/Kabupaten Seram Utara didengungkan oleh banyak desa/negeri di Utara Pulau Seram sebagai bentuk protes terhadap pemerintah Maluku Tengah yang dianggap menganaktirikan wilayah Seram Utara. Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kabupaten ini yaitu, Seram Utara dan Seram Utara Barat.
Kota Masohi
Masohi yang dibangun beberapa dekade silam saat ini merupakan ibukota, kota terbesar, pusat pemerintahan, ekonomi, budaya dan fiskal dari Kabupaten Maluku Tengah. Masohi rencanya akan dinaikkan status menjadi kotamadya pemekaran dari Maluku Tengah. Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kota ini yaitu Kota Masohi.
Nilai Budaya
Nilai Budaya Nilai-nilai sosial budaya yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Maluku merupakan salah satu modal dasar bagi peningkatan persatuan dan kesatuan termasuk menyemangati masyarakat dalam melaksanakan pembangunan di daerah ini. Hubungan-hubungan kekerabatan adat dan budaya harus terus didorong sehingga dapat menciptakan sinergitas yang andal bagi upaya bersama membangun Maluku Baru di masa mendatang. Pendukung kebudayaan di Maluku terdiri dari ratusan sub suku, yang dapat diindikasikan dari pengguna bahasa lokal yang diketahui masih aktif dipergunakan sebanyak 117 dari jumlah bahasa lokal yang pernah ada kurang lebih 130-an. Meskipun masyarakat di daerah ini mencerminkan karakteristik masyarakat yang multi kultur, tetapi pada dasarnya mempunyai kesamaan-kesamaan nilai budaya sebagai representasi kolektif. Salah satu diantaranya adalah filosofi Siwalima yang selama ini telah melembaga sebagai world view atau cara pandang masyarakat tentang kehidupan bersama dalam kepelbagaian. Di dalam filosofi ini, terkandung berbagai pranata yang memiliki common values dan dapat ditemukan di seluruh wilayah Maluku. Sebutlah pranata budaya seperti masohi, maren, sweri, sasi, hawear, pela gandong, dan lain sebagainya. Adapun filosofi Siwalima dimaksud telah menjadi simbol identitas daerah, karena selama ini sudah dipaterikan sebagai dan menjadi logo dari Pemerintah Daerah Maluku.
( id.wikipedia.org )